Melestarikan Batik Sambil Menumbuhkan Inovasi Saintek yang Merakyat

Ikut melestarikan batik sambil menumbuhkan inovasi saintek yang merakyat dan melestarikan batik sebagai warisan budaya tradisi asli Indonesia.

Editor: Siti Fatimah
istimewa
BATIK - Produksi batik di daerah Pekalongan, Jawa Tengah, berkolaborasi dengan peneliti batik UK Maranatha (13/9/2025) 

Di sinilah entry point masuknya perguruan tinggi dan pemerintah, bahu-membahu dengan komunitas pembatik dan UMKM di daerah-daerah, juga dengan pihak industri hulu.

Sekitar dua-tiga tahun lalu, batik Lasem yang sebelumnya kurang populer, berhasil mencuat dan dikenal di tataran global. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memilih batik Lasem sebagai suvenir G20 (2022). 

Produknya berupa scarf yang diproduksi oleh industri batik tulis lokal di Lasem, Jawa Tengah, hasil kolaborasi dengan para peneliti Universitas Kristen (UK) Maranatha dan industri tekstil nasional penghasil kain ramah lingkungan.

Tahun berikutnya, proyek revitalisasi batik Lasem tersebut meraih penghargaan sebagai pemenang ketiga di ajang internasional Seoul Design Award 2023.

Tahun ini, yang menjadi perhatian adalah produk-produk inovasi para peneliti UK Maranatha yang memadukan batik dengan warisan karya sastra dan teknologi informasi. Inovasi unggulan tersebut antara lain adalah “Batik Turtle Graphics”, “Batik Naskah Kuno”, dan “Batik Bersuara”.

Ketiga produk inovatif hasil riset lintas disiplin ini diangkat dalam satu kesatuan tema “Revitalisasi Batik Lokal dan Naskah Kuno Karya Seni Tradisi Melalui Pemanfaatan Sains dan Teknologi yang Berkelanjutan”.

Tema ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minat Saintek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui program luncuran Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Kemajuan Sainteknologi Nusantara (Semesta) Resona Saintek 2025.

Inovasi ini ingin menekankan bahwa batik sebagai budaya tradisi khas Indonesia adalah kekayaan sekaligus identitas bangsa yang perlu dilestarikan dengan cara-cara mengikuti perkembangan zaman.

Metode, teknologi, dan material baru dapat didayagunakan untuk melestarikannya.

Pertama, melalui pemanfaatan algoritma turtle graphics untuk membuat rancangan motif batik yang khas. 

Kedua, membuat inovasi motif baru memanfaatkan teori bahasa rupa yang diterapkan dalam metode alih rupa dari karya sastra.

Karya yang dimaksud adalah berupa naskah-naskah sastra kuno yang selama ini tersimpan rapat di lingkungan keraton, hingga karya-karya cerita rakyat dan legenda.

Ketiga, menggabungkan pengalaman indra penglihat, peraba, dan pendengar untuk membangkitkan imajinasi melalui pengalaman imersif batik bersuara.

Singkat kata, inovasi ini ingin menegaskan bahwa batik gak gitu-gitu aja.

Batik memang warisan budaya adiluhur, tetapi juga merupakan karya budaya yang hidup dan berkembang seiring kemajuan zaman. Batik juga bisa berevolusi memanfaatkan teknologi modern. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengedepankan Ihsan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved