Selain Efek Bullying, Pelaku Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Alami Broken Home

Pelaku kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta, F, nekat melakukan aksinya di masjid sekolahnya karena berbagai faktor.

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
RUMAH PELAKU - Potret rumah tinggali terduga pelaku ledakan di SMA 72 Jakarta di kawasan Cilincing, Jakarta Utara terlihat sepi pada Minggu (9/11/2025). Rumah ini bukan milik keluarga F, melainkan milik bos ayah F. 

Danny mengatakan F tinggal di sana sudah cukup lama. Terhitung sudah selama tujuh tahun mereka berbaur dengan para pegawai lain pengusaha kuliner tersebut.

Selama orangtuanya berpisah, F tumbuh sebagai sosok yang jauh dari hangatnya pelukan ibu.

Hal ini karena sang ibu juga tidak berada di Indonesia melainkan bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.

"Ibunya yang saya dapat informasi dari temen temen kerja ayahnya sih kerja di luar negeri atau apa. TKW mungkin kali ya. Tapi kalau negara mana saya kurang paham," ucapnya.

Tertutup

Sementara menurut siswa rekan sekolahnya, F dikenal sebagai sosok yang tertutup.

Tak pernah sekalipun F ikut kegiatan dengan anak-akan sebayanya yang tinggal di kompleks perumahan tersebut.

Bahkan kegiatannya bisa dikatakan monoton yakni keluar rumah untuk pergi sekolah, pulang dan berdiam diri di kamarnya yang tak terlalu besar itu.

F disebut hanya bersosialiasi ketika dirinya hendak makan saja. Selebihnya, ia lebih memilih untuk mengurung diri di kamar dengan laptop dan handphonenya dan asyik dengan dunianya sendiri di dunia maya.

"Sama juga di rumah tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak sebayanya di sini ya, dengan pegawai di rumah juga, sesama yang tinggal di sana juga sangat jarang berkomunikasi," ungkapnya.

Bahkan, pemilik rumah yang merupakan bos ayahnya F pun bercerita kepada Danny jika dirinya tak pernah ditegur ketika berpapasan dengan anak pegawainya tersebut. 

Perubahan sikap itu, disebut Danny, sangat terasa ketika ia menginjak masa SMA.

Baca juga: Kevin Diks Bikin Sejarah Lagi, Cetak Gol Lewat Sepakan yang Paling Menguji Mental Pemain

Padahal, saat F masih menimba ilmu di jenjang SMP, ia dikenal sebagai anak yang ceria dan mudah bergaul.

Tak sedikit teman sekolahnya yang sering diajak main ke rumahnya untuk belajar kelompok saat itu.

"Waktu SMP di sini, menurut dari anak pegawai (rekan kerja ayah F) yang sudah dewasa, dia sering ke rumah banyak temennya, belajar kelompok, masih sering. Dulu banyak temannya. Tapi setelah balik lagi ke sana SMA nya itu mulai nggak ada temen. Enggak ada interaksi dan lain-lain," tutur Danny.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved