GPII Sebut Pemberian Gelar Pahlawan Bukti Komitmen Negara Hargai Sejarah Perjuangan Bangsa

Kementerian Kebudayaan akan membahas nama-nama sejumlah tokoh yang akan diberikan gelar pahlawan pada tahun ini.

Editor: Mega Nugraha
Twibbonize.com
TWIBBON HARI PAHLAWAN - Kumpulan Twibbon Hari Pahlawan 2025 dengan desain menarik yang bisa diunduh dan dibagikan di media sosial. Hari Pahlawan Nasional diperingati setiap 10 November. 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Kementerian Kebudayaan akan membahas nama-nama sejumlah tokoh yang akan diberikan gelar pahlawan pada tahun ini. Nama-nama tersebut diusulkan masyarakat dan tim ahli melalui Kementerian Sosial. Rencananya, pembahasan pemberian gelar pahlawan tersebut akan dilakukan dalam Waktu dekat. 

Tokoh-tokoh yang diusulkan tidak hanya datang dari kalangan politik, tetapi juga dari gerakan sosial, aktivis hak asasi manusia, hingga pejuang buruh seperti Marsinah.

Masri Ikoni selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), mengatakan, pemberian gelar pahlawan tersebut patut diapresiasi karena menunjukan komitmen negara dalam menjaga ingatan kolektif atas perjuangan para pendahulu.

"Dengan mengusulkan nama-nama dari berbagai latar belakang, pemerintah memberikan ruang bagi keberagaman sejarah bangsa. Penghargaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghormatan atas nilai-nilai perjuangan, kejujuran, dan ketulusan dalam membela kepentingan rakyat," kata Masri, dalam keterangannya, Minggu (9/10/2025).

Masri Ikoni Ketua GPII
Masri Ikoni Ketua GPII (IStimewa)

Menurut dia, dengan pemberian gelar pahlawan ini, bangsa Indonesia diingatkan tentang pentingnya menghargai sejarah dan jasa pahlawan. Di sisi lain, pemerintah merespon tujuan substansial tersebut dengan menunjukan komitmennya terhadap upaya menghargai sejarah.

Baca juga: Pengamat IPRC Menilai Tokoh Jabar yang Diusulkan Gelar Pahlawan Nasional Sudah Layak

"Hal ini memperluas makna kepahlawanan yang tidak hanya terbatas pada perjuangan bersenjata, tetapi juga perjuangan menegakkan keadilan dan kemanusiaan. Dengan demikian, pemerintah turut membangun kesadaran akan pentingnya keberagaman dalam sejarah bangsa.

Pernyataannya itu berkorelasi dengan hal bahwa penganugerahan gelar pahlawan bisa menginspirasi dan meneladani generasi muda. Terutama, soal semangat mengabdikan diri tanpa pamrih dalam segala aspek.

"Penghargaan ini menegaskan bahwa setiap bentuk perjuangan untuk bangsa memiliki nilai yang sama mulianya. Dengan mengenal dan meneladani para pahlawan, masyarakat akan semakin terdorong untuk berkontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.

Pengakuan terhadap perjuangan para tokoh buruh, pejuang keadilan, dan tokoh-tokoh yang memperjuangkan hak rakyat menunjukkan keberanian moral negara untuk menegakkan keadilan historis. Langkah ini dapat memperkuat rasa kebangsaan dan solidaritas sosial.

"Kami dari pimpinan organisasi kepemudaan nasional memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk Presiden RI Prabowo Subianto atas komitmennya dalam menjaga dan menghargai warisan perjuangan bangsa. Langkah ini meneguhkan tekad bangsa untuk terus menghormati jasa para pejuang dan memperkuat semangat kebangsaan di tengah masyarakat," katanya.

Daftar Nama Diusulkan Jadi Pahlawan

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.

Dari jumlah tersebut, empat nama merupakan usulan baru.

Sementara enam lainnya merupakan pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” kata Mira Riyati.

Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain:

K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)
Jenderal Soeharto (Jawa Tengah)
K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur)
Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah)
Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh)
K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu:

Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali)
Deman Tende (Sulawesi Barat)
Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara)
K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada 2024 akan kembali diusulkan pada 2025.

Hal ini dilakukan karena hingga saat ini belum ada keputusan dari Presiden terkait usulan tersebut.

“Karena belum ada catatan apapun dari Presiden tentang usulan yang sudah dibuat oleh Menteri Sosial sebelumnya. Pastinya saya akan memberikan laporan agar pengangkatan gelar tahun ini bisa disertakan dengan tahun sebelumnya, tahun 2024. Jadi ada dua (usulan) bila Presiden berkenan,” kata Gus Ipul.

Nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada 2024, antara lain:

Andi Makasau, Letjen Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, Frans Seda, Letkol Muhammad Sroedji, AM Sangaji, Marsekal Rd. Soerjadi Soerjadarma, serta Sultan Muhammad Salahuddin. 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved