Profil dan Keunikan Komet 3I/ATLAS yang Sedang Bikin Heboh: Bukan Kapal Alien dan Tak Berbahaya
Komet 3I/ATLAS tergolong unik karena merupakan komet raksasa yang berasal dari luar tata surya (interstellar) dengan orbit hiperbola
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Kemunculan komet dengan kode 3I/ATLAS belakangan menarik perhatian publik sekaligus memicu spekulasi liar.
Menanggapi kekhawatiran yang muncul, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, secara tegas membantah anggapan bahwa komet tersebut membahayakan.
"Tidak berbahaya kepada bumi atau planet-planet lainnya di tata surya," kata Thomas saat dikonfirmasi Tribunews, Sabtu (1/11/2025).
Thomas Djamaluddin juga membantah spekulasi populer yang menyebut 3I/ATLAS sebagai "kapal induk alien.
"Menurutnya, objek langit harus diinterpretasikan berdasarkan hasil observasi fisis.
"Tidak ada pertanda khusus, selain nilai ilmiah terkait objek interstellar yang berbeda dengan objek tata surya. Astronom tidak akan berspekulasi tentang objek langit di luar interpretasi fisis hasil observasi: objek 3I/ATLAS adalah komet raksasa dari luar tata surya, bukan wahana alien," tegasnya.
Komet 3I/ATLAS merupakan komet interstellar atau antar bintang yang berarti dia tidak terikat
Interstellar sering digunakan dalam konteks astronomi untuk menggambarkan ruang angkasa yang terletak di antara gugusan bintang atau planet di luar tata surya kita.
Komet 3I/ATLAS merupakan komet objek interstellar atau objek antar bintang yang terdeteksi melewati tata surya kita setelah 1I/ʻOumuamua and 2I/Borisov.
Komet ini tak bersinar terlalu terang saat melintasi matahari, 30 Oktober 2025 dan tak cukup terang untuk bisa dilihat dengan mata telanjang.
Profil dan Keunikan Komet 3I/ATLAS
Komet 3I/ATLAS tergolong unik karena merupakan komet yang berasal dari luar tata surya (interstellar) dengan orbit hiperbola, berbeda dari kebanyakan komet tata surya yang berorbit elips.
Kode Nama:
3: Bermakna objek ke-3 yang ditemukan atau nomor urutnya.
I (i): Berarti interstellar (ruang antar-bintang, di luar tatasurya).
ATLAS: Nama teleskop pemantau asteroid yang pertama menemukannya.
Usia dan Asal: Ditaksir berumur sekitar 7 miliar tahun, lebih tua dari umur tata surya kita (4,5 miliar tahun). Komet ini berasal dari sistem planet di bintang di bidang galaksi Bima Sakti atau disebut Interstellar.
Koma (Kepala Komet): Awalnya ditaksir sekitar 25 km Kepala komet adalah bagian yang paling terang dari komet, terdiri dari inti dan koma.
Inti Komet: Intinya berupa es padat ditaksir berukuran antara 440 meter sampai 5,6 KM menurut pengamatan Teleskop Hubble. Inti adalah bagian padat berupa bongkahan es dan debu, sedangkan koma adalah lapisan kabut gas dan debu yang terbentuk saat inti menguap karena panas matahari dan menyelimuti inti.
Estimasi Terbaru: Kepala komet yang terdiri dari gas CO2 (karbon dioksida) diameternya diperkirakan mencapai sekitar 700.000 km, atau sekitar setengah diameter matahari, atau sekitar 5 kali diameter planet raksasa Jupiter.
(*)
| BRIN Sebut Meteor Jatuh di Laut Jawa: Warga Gempar Saksikan Bola Api di Langit, Kaca Rumah Bergetar |
|
|---|
| Duh, BRIN Ikut Kena Efisiensi Anggaran, Dipangkas Rp 2,074 Triliun, Akankah Riset Terganggu? |
|
|---|
| BRIN Tingkat Daerah? Pj Bupati Cirebon Rancang Perubahan Bapelitbangda Jadi Baperida |
|
|---|
| Ramai Fenomena Langit Bulan Kembar, Ini Penjelasan Peneliti BRIN, Ternyata Asteroid |
|
|---|
| Pakar Kegempaan BRIN Bicara Soal Gempa di Kabupaten Bandung, Ada Kaitan dengan Megathrust? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/komet-31atlas-komet-raksasa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.