Gempa Kabupaten Bandung

Pakar Kegempaan BRIN Bicara Soal Gempa di Kabupaten Bandung, Ada Kaitan dengan Megathrust?

Rahma memprediksi gempa kali ini tidak terkait langsung dengan gempa megathrust, karena berbeda letak dan posisi lempeng. 

Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Warga melintas di sisi rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gempa berkekuatan magnitudo 5.0 yang sempat mengguncang wilayah Tenggara Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu menimbulkan kerusakan bangunan di sejumlah desa Kecamatan Kertasari

Pakar kegempaan dari BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menyampaikan bahwa gempa tersebut tak terkait langsung dengan aktivitas gempa megathrust. Gempa itu disebabkan sumber sesar darat yang terjadi di dekat sesar lokal, yakni sesar Garsela.

"Sesar Garsela ini memang sudah kami petakan di Peta Gempa Nasional pada 2017 dan juga di Peta Gempa 2024," ujar Rahma, Senin (23/9/2024).

Menurutnya, sesar Garsela ini memiliki dua segmen, yakni segmen rakutai dan segmen kencana. Namun, masih diperlukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan penyebab gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung, terlebih bila melihat pusat kerusakan yang berada 5 km di sisi barat pusat gempa.

Baca juga: Mengenal Busur Sunda, Sumber Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 8, Pernah Terjadi 1994 dan 2007

Rahma memprediksi gempa kali ini tidak terkait langsung dengan gempa megathrust, karena berbeda letak dan posisi lempeng. 

"Yang terjadi di Bandung itu ada di lempeng Eurasia, sedangkan kalau megathrust itu pertemuan antara lempeng Eurasia dan Indo Australia. Jadi, secara langsung tidak terkait," katanya.

Rahma mencatat, meskipun gempa ini tidak berhubungan langsung dengan megathrust, tapi ada kemungkinan aktivitas seismik di Pulau Jawa dipengaruhi oleh pergerakan lempeng di bawahnya. Sehingga, investigasi lebih lanjut diperlukan, termasuk studi terhadap sesar lokal di sekitar Kertasari dan dampaknya terhadap wilayah tersebut.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, Rahma pun menyarankan pentingnya mitigasi struktural dan kesadaran publik terhadap prosedur penyelamatan diri saat gempa terjadi.

Penguatan bangunan sesuai dengan standar tahan gempa, penyusunan rencana evakuasi, serta penyediaan tas siaga menjadi langkah-langkah yang bisa mengurangi dampak kerusakan dan korban jiwa dalam kejadian gempa mendatang.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved