Balasan Menkeu Purbaya Sadewa ke Hasan Hasbi yang Kritik Gaya Koboi-nya, Singgung Kepercayaan Publik

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjawab kritikan Hasan Nasbi mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, singgung kepercayaan publik

Editor: Hilda Rubiah
Kompas.com/Dani Prabowo dan Tangkapan layar Kompas TV
BALAS KRITIKAN - Foto Hasan Nasbi (kiri) dan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa (kanan). - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membalas kritikan soal gaya koboinya terhadap Hasan Nasbi, singgung kepercayaan publik 

TRIBUNJABAR.ID - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa menjawab kritikan Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi Batupahat dengan balasan menohok.

Balasan sindiran Purbaya Yudhi Sadewa itu berawal dari kritikan Hasan Nasbi yang mengomentari gaya koboi atau gaya bicara Menteri Keuangan (Menkeu) yang dinilai kerap menyinggung kementerian lain.

Menjawab kritikan Hasan Nasbi tersebut, Menkeu justru menyinggung soal kepercayaan publik.

Purbaya menegaskan bahwa kebijakannya saat ini justru berhasil secara perlahan meningkatkan kepercayaan publik serta menjaga stabilitas.

Bahkan Purbaya menunjukkan hasil survei kepercayaan masyarakat yang mengalami kenaikan ke hadapan awak media. 

Baca juga: Jokowi Ungkap Alibi Pembangunan Kereta Cepat Whoosh, Purbaya Ogah Ikut Restrukturisasi Utangnya

Survei itu telah dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

"Ini indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Kalau jatuh seperti ini, keadaan buruk. Ini kemarin waktu bulan Juli, Agustus, September turun terus ke titik terendah sini, terjadi banyaknya demo."

"Tapi setelah kita melakukan kebijakan yang mungkin untuk bagian kalangan agak drastis, agak ceplas ceplos tapi ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat ke pemerintah," ujarnya sambil menunjukkan hasil survei di kertas ke hadapan awak media, seperti dikutip Kompas TV pada Selasa (28/10/2025). 

Berdasarkan survei tersebut menurut Purbaya, kepercayaan masyarakat mulai membaik dan cenderung stabil setelah dirinya mengambil kebijakan dengan gaya bicaranya yang dinilai sebagian 'gaya koboi'.

"Sudah stabil lagi. Jadi, stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat kecuali di mata orang itu ya (Hasan Nasbi)," ujar Purbaya.

Pemulihan kepercayaan publik, katanya, seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat.

"Karena ekonomi memburuk, kepercayaan menurun, ketika ekonomi bagus kepercayaa naik. Ketika ekonomi buruk, mereka (masyarakat) enggak suka pemerintah, tapi ketika mulai balik, mereka juga seneng ke pemerintah," katanya. 

Purbaya menegaskan dirinya ialah perpanjangan tangan dari Presiden Prabowo Subianto. 

Keputusan atau kebijakan yang diambil bagian dari arahan langsung sang Presiden. 

"Jadi, sepertinya saya koboy tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat, ke pemerintah. Itu juga atas perintah bapak presiden, jadi saya enggak berani gerak sendiri. Jangan dianggap saya koboi, saya hanya perpanjangan tangan oleh bapak presiden dengan versi yang lebih halus malah," pungkasnya. 

Baca juga: Sosok Hasan Nasbi Kepala Komunikasi Kepresidenan, Ucapan Soal Teror Kepala Babi Bikin Netizen Geram

Kritik Hasan Nasbi

Sebelumnya, Hasan Nasbi mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang dinilai terlalu sering menyinggung pejabat lain.

Menurutnya, pola komunikasi seperti itu berpotensi melemahkan kekompakan pemerintah.

“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui kanal YouTube pribadinya.

Hasan menilai, perdebatan antarpejabat seharusnya dilakukan secara tertutup agar tidak menimbulkan kesan perpecahan di mata publik.

“Kalau mau baku tikam di ruang tertutup, mau saling koreksi, mau saling marah-marah, mau saling debat, mau tunjuk-tunjukan di ruang tertutup. Tapi kalau di ruang terbuka, kita nanti akan meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah,” katanya.

Ia mencontohkan gaya komunikasi Purbaya saat berdebat dengan kepala daerah terkait dana transfer ke daerah (TKD).

“Misalnya menteri berantem sama gubernur, mungkin hari ini kita melihatnya jadi hiburan. Tapi kalau lama-kelamaan orang akan melihat ini sebagai ketidak-solidan pemerintah,” ucap Hasan.

Artike ini diolah dari TribunJakarta.com dan Sebagian artikel ini diambil dari Kompas.com

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved