Puluhan Warganya di Bogor Jadi Korban Bangunan Ambruk, Respons Dedi Mulyadi Beri Solusi BPJS di RS

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat mengunjungi para korban di RSUD Kota Bogor hingga berikan solusi soal BPJS Kesehatan biayai para korban.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase TikTok/@dedimulyadiofficial dan TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
TRAGEDI BANGUNAN AMBRUK: Foto Dedi Mulyadi dan TKP majelis taklik ambruk di Bogor, Minggu (7/9/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat mengunjungi para korban di RSUD Kota Bogor hingga berikan solusi soal BPJS untuk biaya para korban. 
 

TRIBUNJABAR.ID - Tragedi menimpa puluhan warga Bogor, Jawa Barat yang menjadi korban bangunan ambruk turut disorot Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Guna memastikan dampak insiden tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat mengunjungi para korban di RSUD Kota Bogor hingga berikan solusi soal BPJS Kesehatan.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa bangunan ambruk ini menimpa peserta majelis taklim di Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, pada Minggu (7/9/2025) pagi.

Saat itu puluhan warga berkumpul di majelis taklim itu tengah menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Bangunan lantai dua yang diisi oleh lebih dari 50 jemaah itu tiba-tiba ambruk saat acara sedang berlangsung karena tak kuat menahan beban.

Akibat insiden bangunan ambruk tersebut, berdasarkan laporan sementara ada tiga orang yang meninggal dunia dan puluhan warga lainnya luka-luka.

Baca juga: 3 Tewas dan 84 Luka akibat Majelis Taklim di Bogor, Dedi Mulyadi Janjikan Tanggung Biaya Perawatan

Puluhan warga yang jadi korban bangunan ambruk itu sempat dirawat di RSUD Kota Bogor.

Kini, tinggal 14 korban luka-luka yang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kota Bogor tersebut.

Tutut prihatin, Dedi Mulyadi menyampaikan belasungkawa atas insiden majelis taklim ambruk yang menimpa puluhan warganya di Bogor tersebut.

"Duka yang mendalam kami sampaikan atas musibah yang dialami oleh jamaah majelis taklim di Kampung Cipaus, Desa Sukamakmur, kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor," ujar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui akun media sosial pribadinya.

Dedi Mulyadi juga menyampaikan duka yang mendalam dan mendoakan yang terbaik untuk kepada keluarga korban yang meninggal dunia.

"Saya sampaikan duka yang mendalam, semoga keluarga almarhum diberikan ketabahan dan yang meninggal mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT.”

"Diterima iman Islamnya, diampuni segala dosanya dan mendapat cahaya yang terang di alam kuburnya. Saya ucapkan terima kasih atas partisipasi dan bantuan warga para medis yang menolong mereka yang mengalami musibah," ungkapnya.

Dedi mengatakan pihak Pemprov Jabar siap menanggung semua biaya perawatan bagi para korban luka termasuk korban meninggal dunia.

"Dan saya sampaikan bahwa seluruh biaya yang akibatkan dari perawatan terhadap para korban di rumah sakit, kami Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersedia menanggung seluruh biayanya," jelasnya.

Dedi mengatakan pihaknya juga akan memberikan santunan bagi keluarga korban meninggal dunia.

Ia juga mengaku siap memberikan bantuan biaya pendidikan untuk anak sekolah yang orang tuanya meninggal dalam insiden tersebut.

"Dan keluarga yang ditinggalkan karena meninggalnya tiga jamaah majelis taklim, kami bersedia untuk memberikan tunjangan, bantuan kepada keluarganya dan menanggung anak-anaknya apabila masih ada yang usia sekolah," ujarnya.

Gubernur Jabar itu berharap musibah ini tidak lagi terulang di kemudian hari. Dia pun mengajak kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati.

"Untuk itu semoga musibah ini musibah yang terakhir dan kita harus senantiasa berhati-hati melihat dan memelihara seluruh bangunan-bangunan yang akan ditinggali oleh kita atau digunakan untuk kegiatan-kegiatan ibadah kita," paparnya.

Guna memastikan dampak insiden tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat mengunjungi langsung para korban di RSUD Kota Bogor.

Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi bertemu langsung dengan Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir dan keluarga korban.


Hal ini terungkap lewat unggahan terbarunya di Instagram, dikutip Tribunjabar.id, Senin (8/9/2025).

Di hadapan Dirut RSUD dan keluarga korban, Dedi Mulyadi menegaskan pihak Pemprov Jawa Barat menanggung biaya perawatan.

Kemudian, Dedi Mulyadi menyoroti catatan penting soal jaminan BPJS yang bisa mengcover biaya perawatan para korban di RSUD Kota Bogor tersebut.

Dedi mendapati bahwa RSUD Kota Bogor melayani pasien lintas kabupaten melingkupi Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

“Ada catatan penting dari rumah sakit ini adalah dia melayani pasien antar kabupaten,” ujar Dedi Mulyadi.

Lantas, Dedi Mulyadi menyoroti masalah yang timbul soal klaim BPJS Kesehatan.

Terkadang pasien terkendala soal BPJS Kesehatan yang tidak bisa diklaim karena lintas kabupaten atau pun pasien yang tidak punya BPJS sama sekali.


Demikian guna memberikan solusi, Dedi Mulyadi mengusulkan bekerja sama dengan pihak RSUD tersebut untuk membantu urusan tanggungan biaya tersebut bersama pihaknya.

“Jadi memang, kalau ada usulan ini menjadi bagian dari tugas pemerintah untuk bersama-sama mengelola rumah sakit, saya pikir tiada masalah, karena ini vital melayani jumlah penduduk yang hampir sekitar sini 10 juta,” paparnya.

Kemudian lewat unggahan tersebut, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa di balik permasalahan klaim BPJS Kesehatan di saat darurat tersebut tetap ada solusi.

“Di balik telaah terhadap masalah, selalu ada solusi yang harus kita berikan,” tuturnya.

Baca juga: Pemkot Bandung Kaver BPJS Ketenagakerjaan Ketua RT dan RW, Ini Respons Forum Rukun Tetangga

Keterangan RSUD Kota Bogor

Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengatakan, total saat ini masih ada 14 warga yang dirawat di RSUD Kota Bogor.

Kini 14 warga yang menjadi korban ambruknya Majelis Taklim Asohibiya di Ciomas Bogor.

"Dari 42 pasien, sekarang yang tersisa di ruangan-ruangan 14," kata dr. Ilham Chaidir, Senin (8/9/2025).

Ia menambahkan bahwa 28 pasien lainnya telah dipulangkan atau dirujuk ke rumah sakit lain.

Untuk yang dirujuk ke rumah sakit lain semuanya adalah wanita.

Mereka dirujuk ke rumah sakit tipe A karena mengalami luka berat dan komplikasi yang tidak dapat ditangani di RSUD Kota Bogor.

“Ada tiga pasien yang kita rujuk. Keadaannya berat. Jadi kita tidak bisa menangani, harus ke rumah sakit rujukan tipe A di RSCM,” ujarnya.


Luka-luka yang diderita pasien yang dirujuk tersebut termasuk patah tulang di wajah, trauma kapitis (cedera kepala berat), serta patah tulang kosta (tulang rusuk) dan kekhawatiran akan cedera organ dalam.

Saat ini, masih ada dua pasien lagi yang berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan sedang dalam proses evaluasi apakah bisa dipulangkan atau memerlukan perawatan lebih lanjut.

Meski begitu, ia memastikan, penanganan pasien korban ambruknya Majlis Taklim akan mendapatkan perawatan medis yang maksimal.

Perihal pembiayaan, seluruh pasien akan ditanggung Pemprov Jabar dan Pemerintah Kabupaten Bogor.

"Tadi Pak Gubernur menyatakan kesediaannya untuk pembiayaan medis, akan menjadi tanggung jawab dari Pemprov Jabar. Sebelumnya, pak Wabub Ade Ruhandi juga menyatakan hal serupa dalam kunjungannya melihat pasien korban Majlis Taklim yang terkena musibah,” tandasnya.

(Tribunjabar.id/Hilda Rubiah) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat/Naufal Fauzy)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved