Indonesia Miliki Potensi Besar Jadi Negara Dominan dan Maju di 2045, Ternyata Sudah Ada Modalnya
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, optimistis Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara dominan dan maju pada 2045.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, optimistis Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara dominan dan maju pada 2045.
Kepercayaan Tito berdasar pada modal strategis yang dimiliki Indonesia, dari jumlah penduduknya yang besar, wilayah luas, hingga kekayaan sumber daya alam yang bisa menjadi fondasi kuat menuju cita-cita Indonesia emas 2045.
"Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 280 juta jiwa dengan angkatan kerja produktif mencapai 68,95 persen, wilayah yang luas dengan tiga zona waktu, serta kekayaan sumber daya alam yang melimpah,"
"Ditambah, posisi geografis Indonesia yang strategis, berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dam dua Samudra (Hindia dan Pasifik), membuat Indonesia berada di jalur penting perdagangan dunia, seperti Selat Malaka," ujar Tito dalam keterangan resminya, Kamis (6/11/2025).
Tito menyebut jika diletakkan peta Indonesia di atas peta Eropa, maka wilayahnya membentang dari Perancis hingga Turki.
Bahkan, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, bentangan Indonesia setara dari San Francisco hingga New York. Hal inilah menjadi potensi luar biasa yang sering kali tidak disadari.
Baca juga: Bojan Hodak Keluhkan Stadion MBPJ Malaysia, Terlihat Bagus dari Luar Tapi Lapanganya Buruk
Optimisme Tito pun diperkuat hasil kajian lembaga internasional, seperti World Bank dan McKinsey, yang menilai Indonesia berpeluang besar menjadi negara berpenghasilan tinggi dan keluar dari middle income trap pada 2045.
Meski memiliki modal besar, Tito mengingatkan bonus demografi harus benar-benar dikelola dengan baik.
Berdasarkan data, tingkat pengangguran terbuka, Indonesia masih berada di angka 4,91 persen, gini ratio 0,375, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) baru mencapai 76,02.
"Bonus demografi yang besar ini harus dikapitalisasi menjadi tenaga kerja produktif. Jika tidak, justru bisa berubah menjadi beban,” kata Tito.
Dia mencontohkan negara, seperti Jepang dan Korea Selatan kini menghadapi tantangan penurunan populasi produktif, sementara Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memanfaatkannya. Katanya, negara maju tidak pernah bertumpu hanya pada kekayaan sumber daya alam (SDA), melainkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Progres Revitalisasi Capai 60 Persen, Alun-alun Bandung Siap Dibuka Desember 2025
"Pendidikan dan inovasi adalah kunci. Indonesia yang kaya SDA akan benar-benar melompat jika memiliki SDM unggul dan berpendidikan tinggi," ujarnya.
Selain itu, Tito menilai perguruan tinggi memiliki peran sentral sebagai pusat lahirnya SDM yang unggul. Sehingga, kampus harus memiliki tenaga pendidik yang berkualitas, serta tridharma perguruan tinggi yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
"Perguruan tinggi harus menjadi think tank dan motor perubahan dalam menyiapkan generasi emas Indonesia. Bangsa ini punya semua syarat menjadi negara maju tinggal bagaimana kita mengelola SDM dan fiskal dengan baik," katanya. (*)
| Bima Arya Puji Pemkab dan Kodim Sumedang Progres Pembanguan KDKMP |
|
|---|
| Seluruh Pemda di Indonesia Diminta untuk Sinkronkan Program agar Tak Tumpang Tindih dengan Pusat |
|
|---|
| Seluruh Sekda dan Kepala Bappeda di Indonesia Ikuti Rakor di IPDN Bahas Pengalihan TKD |
|
|---|
| Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri Kawal Transformasi Fiskal Daerah |
|
|---|
| Tito Karnavian Sebut Wajar Ada Selisih Rp18 triliun Antara Data Kemenkeu dan Kemendagri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Menteri-Dalam-Negeri-Mendagri-Muhammad-Tito-K.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.