Dedi Mulyadi Sebut Rizki Nur Fadhilah Kiper Asal Bandung di Kamboja Bukan Korban TPPO

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa Rizki Nur Fadhilah pada hari ini, Kamis (20/11/2025) sudah berada di KBRI di Phnom Penh, Kamboja.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
tribunjabar.id / Nazmi Abdurrahman
HADIRI ACARA - Gubernur Jawa Barat, Dedi saat hadir dalam acara Economics 360° Roundtable Discussions dengan tema “Jabar untuk 8 Persen Ekonomi - Menuju Indonesia Emas 2045”, sebuah forum dialog strategis lintas pemimpin publik dan swasta yang digelar di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (19/11/2025). 

"Berangkat dari Bandung ke Jakarta itu sendiri, dijemput oleh travel. Tanggal 26 Oktober. Tanggal 27 Oktober itu ada unggahan tiket pesawat dari Fadil rute Jakarta-Medan-Kualanamu. Tapi pada 4 November, anaknya bilang ada di Kamboja," ucapnya.

Selama proses keberangkatan cucunya itu, Imas mengaku dirinya masih bisa berkomunikasi dengan Fadhil.

Bahkan saat cucunya berada di Jakarta, komunikasi dirinya dengan orang yang mengaku-ngaku sebagai manajer klub profesional asal Medan itu masih berjalan baik.

KORBAN TPPO - Ayahanda Riski Nur Fadhilah, Dedi Solehudin sedang memegang bukti laporan polisi. Fadhil diduga jadi korban TPPO di Kamboja
KORBAN TPPO - Ayahanda Riski Nur Fadhilah, Dedi Solehudin sedang memegang bukti laporan polisi. Fadhil diduga jadi korban TPPO di Kamboja (Tribun Jabar/ Adi Ramadhan Pratama)

Pada awalnya, Imas belum memiliki rasa curiga kepada pihak yang mengaku sebagai manajer tersebut. 

Namun, seiring berjalanya waktu, rasa curiga itu muncul usai beberapa kejanggalan terjadi di keberangkatan cucunya.

"Saya masih komunikasi dengan orang itu. Dia juga sempat menelepon dan memberikan kabar kalau Fadil sedang makan atau sedang berada di suatu tempat," kata Imas.

"Yang mulai saya jadi heran itu, orang itu WA-an sama saya tapi tidak memberikan kabar kalau Fadil ada di Medan. Baru ketika Fadil bilang ada di Kamboja, orang itu hilang," sambungnya.

Mengenai kondisi Fadhil di negara Kamboja, Imas menceritakan bahwa cucunya itu dipaksa untuk bekerja untuk mencari orang yang bisa 'ditipu' (scammer) dengan modus melalui platform percintaan.

Baca juga: PSMS Medan Berikan Klarifikasi Soal Kasus TPPO Kiper Muda Asal Bandung Rizki Nur Fadhilah

"Dia (Fadhil) bilang kerjaannya 'menipu orang-orang Cina' lewat komputer. Padahal dia tidak bisa komputer. Tapi kalau komunikasi dengan keluarga, dia sembunyi-sembunyi di kamar mandi," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Imas, Fadhil selama kerja di Kamboja selalu saja mendapat hukuman. Dirinya sering di suruh push up, hingga mendapatkan kekerasan fisik dari pimpinan tempatnya bekerja.

"Katanya kondisinya mengkhawatirkan. Dia sering disiksa. Disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai sepuluh. Padahal anak sekecil itu jelas tidak terbiasa kerja seperti itu," ujarnya.

Jebolan Diklat Persib

Imas juga menerangkan, ucunya kesayangannya tersebut sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang atau kiper. 

Rizki Nur Fadhilah juga diketahui mengikuti salah satu Sekolah Sepak Bola (SBB) lokal di Kabupaten Bandung dan sempat berlatih di Diklat Persib.

"Dia dulunya ikut SSB Hasebah. Pernah juga di Persib Junior atau Diklat Persib. Makanya mungkin dia mudah diiming-imingi ikut seleksi." 

"Tapi SSB-nya, katanya tidak tahu kalau dia pergi ke Medan. Baru tahu setelah viral," terang Imas.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved