Keracunan MBG di Bandung Barat

Diduga Jadi Biang Kerok Keracunan MBG, Operasional SPPG di Ngamprah KBB Diberhentikan Sementara

MBG diduga menjadi penyebab 21 siswa SMP Bina Karya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan pada Selasa (11/11/2025).

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
KERACUNAN - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SSPPG) mitra dari Yayasan Adiwidia Dedikasi Firajullah. Menu dari SPPG ini diduga menjadi penyebab siswa SMP Bina Karya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan pada Selasa (11/11/2025). 

Kepala Puskesmas Ngamprah, Bandung Barat, Ifah Syarifah, mengatakan, siswa-siswi yang diduga keracunan MBG mengalami gejala berupa sakit perut, mual, pusing, dan muntah. Dia pun turut mengkonfirmasi adanya satu siswa yang dirujuk ke rumah sakit.

“Gejala yang muncul berupa nyeri ulu hati, mual, muntah, dan pusing. Satu siswa kami rujuk karena mualnya tak berhenti dan disertai sesak napas,” kata Ifah.

Sampel MBG yang diduga penyebab keracunan telah diambil oleh petugas puskesmas dan telah dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji laboratorium. 

Adapun sajian MBG yang dikonsumsi oleh siswa Bina Karya berupa nasi putih, perkedel, ayam mentega, tahu goreng, dan semangka.

"Kita sudah ambil sampelnya. Untuk kepastian penyebabnya nanti akan diketahui setelah uji lab keluar 7-10 hari," ujarnya.

Terpisah, guru SMP Bina Karya, Meganita Oktalia, mengatakan, dugaan keracunan bermula saat ada sejumlah siswa yang mengeluhkan gejala seperti mual, muntah, dan pusing.

"Awalnya kan 13, sampai malam bertambah terus sampai 21. Rata-rata dibawa ke puskesmas," kata Meganita.

Meganita mengungkapkan, satu siswa dirujuk ke Rumah Sakit Karisma, Cimareme. Siswa tersebut memerlukan penanganan lebih lanjut karena memiliki riwayat penyakit lambung.

"Karena punya asam lambung. Sisanya sudah diizinkan pulang kondisinya sudah membaik. Sekarang mereka yang sudah pulang pemulihan di rumah masing-masing," ungkap Meganita.

Aktivitas belajar mengajar saat ini berlangsung normal meski para siswa tidak lagi menerima paket MBG untuk sementara waktu.

"Kalau pembelajaran berjalan normal, yang kemarin bergejala pemulihan dulu. Jadi kita tidak menerima MBG dulu, jadi disetop cuma sampai kapannya tidak tahu ya. Kami sudah menerima selama tiga minggu," ucap dia. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved