Ruang Kelas SMP Pasundan 1 Ambruk

Petugas Ciptabintar dan Bappenas Langsung Cek Bangunan SMP Pasundan 1 Setelah 1 Ruang Kelas Ambruk

Kelaikan bangunan SMP Pasundan 1, Kota Bandung, langsung diperiksa secara menyeluruh setelah terjadi tragedi ruang kelas VII ambruk.

Tribun Jabar/Hilman Kamaludin.
AMBRUK- Salah seorang guru SMP Pasundan 1 Kota Bandung sedang mengecek ruang kelas yang ambruk, Selasa (4/11/2025). Kelaikan bangunan SMP Pasundan 1, Kota Bandung, langsung diperiksa secara menyeluruh setelah terjadi tragedi ruang kelas VII ambruk hingga menimpa enam siswa dan satu pekerja. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kelaikan bangunan SMP Pasundan 1, Kota Bandung, langsung diperiksa secara menyeluruh setelah terjadi tragedi ruang kelas VII ambruk hingga menimpa enam siswa dan satu pekerja.

Pemeriksaan kelaikan bangunan sekolah dilakukan sebagai langkah antisipasi agar kejadian yang sama tidak kembali terulang, sehingga jika ada bangunan yang sudah rapuh akan langsung dilakukan renovasi.

Kepala SMP Pasundan 1 Kota Bandung, Nana Mulyana, mengatakan pengecekan kelaikan bangunan dilaksanakan oleh petugas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptabintar) Kota Bandung, serta Bappenas.

"Dari pihak Ciptabintar juga sudah datang untuk memeriksa kelayakan bangunan utama di bagian sebelah sana. Mereka sedang mengecek kondisi keseluruhan," ujarnya saat ditemui di SMP Pasundan 1, Selasa (4/11/2025).

Menurut Nana, pihak dari Bappenas juga turut mengecek kondisi bangunan, sekaligus mencatat beberapa bangunan yang akan direvitalisasi. Namun, dia memastikan sebagian bangunan masih cukup bagus.

Baca juga: Siswa Kelas VII SMP Pasundan 1 Melaksanakan PJJ Setelah Tragedi Ruang Kelas Ambruk

"Kalau dibilang rapuh, tidak terlalu. Mungkin karena faktor cuaca ekstrem juga. Sebelum kejadian, kalau dilihat dari luar, bangunannya tampak normal saja, tidak ada tanda-tanda akan roboh," kata Nana.

Nana mengatakan bangunan ruang kelas yang ambruk itu dibangun pada tahun 1960 dan sudah pernah direhabilitasi. Bahkan, pihaknya juga sudah mengusulkan perbaikan kembali pada tahun 2026.

"Tapi keburu ambruk, ini murni bencana alam, bukan karena kelalaian," ucapnya.

Kejadian ambruknya ruang kelas tersebut, kata Nana, terjadi saat pergantian jam pelajaran, bahkan guru sudah berada di dalam kelas menunggu siswa yang baru selesai praktik komputer di laboratorium.

"Jadi, belum semua siswa masuk ke kelas, baru sebagian saja, tiba-tiba terdengar bunyi krek, dalam hitungan detik bangunan langsung roboh," ujar Nana.

Dia mengatakan pada saat itu guru yang ada di dalam berusaha menahan puing-puing sambil menyelamatkan siswa, sementara anak-anak yang berada di dekat guru langsung berlindung di bawah bangku, sehingga mereka bisa terselamatkan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved