Ruang Kelas SMP Pasundan 1 Ambruk
Satria Putra Menceritakan Detik-detik Ia dan 5 Temannya Tertimbun Reruntuhan Bangunan SMP 1 Pasundan
Dia sempat bercerita, saat kejadian itu masuk ke dalam kelas untuk menyimpan buku, saat hendak keluar kelas tiba-tiba atap kelas roboh.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Ringkasan Berita:
- Enam siswa kelas 7 SMP 1 Pasundan dan satu pekerja proyek menjadi korban ambruknya bangunan sekolah di Bandung.
 - Salah satu korban, Satria Putra, sudah diizinkan pulang meski syok dan luka tertusuk paku.
 - Menurut Wadir RSUD Bandung Kiwari, mayoritas siswa dalam kondisi baik, namun ada satu siswa yang mengalami patah tulang dan satu pekerja proyek masih diobservasi.
 
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Satria Putra, satu dari enam siswa SMP 1 Pasundan kelas 7 yang menjadi korban ambruknya bangunan sekolah, Senin (3/11/2025) sudah diperbolehkan pulang dari RSUD Bandung Kiwari.
Satria yang duduk di kursi roda sambil masih mengenakan seragam biru putihnya masih merasakan sakit pada kaki sebelah kanannya karena tertusuk paku dan tangan sebelah kanannya akibat tertimpa reruntuhan.
Satria hendak pulang ditemani sang ibu. Dia masih merasakan syok akibat kejadian siang tadi. Beruntung, Satria sudah diperbolehkan pulang karena luka yang dialaminya tak terlalu parah.
Dia sempat bercerita, saat kejadian itu masuk ke dalam kelas untuk menyimpan buku, saat hendak keluar kelas tiba-tiba atap kelas roboh dan dengan cepat menimpanya beserta temannya yang lain yang ada di dalam kelas.
"Sempat terdengar dahulu seperti sesuatu yang mau ambruk. Eh, belum sempat menyelamatkan diri tiba-tiba ambruk. Saya luka di tangan dan kaki. Kalau kaki tertusuk paku padahal pakai sepatu," ujarnya ditemui di RSUD Bandung Kiwari.
Salahsatu orangtua siswa dari Hilda Fatimah, Dedeh mengaku mendapatkan informasi terkait kejadian ini pukul 11.30 WIB melalui grup whatsapp 7D bahwa kelasnya ambruk.
"Anak saya tertimpa balok dan bata di bagian punggung. Anak saya bilang dia sudah selesai dari laboratorium. Saya saat dapat informasi langsung ke sekolah dan saat di sekolah ternyata anak saya sudah di sini."
"Sekarang masih menunggu hasil pemeriksaan medis. Anak saya pun masih terlihat syok dan saya juga saat mendapat informasi ini terasa lesu dan gemetar kaki. Di dalam hati menuju sekolah itu saya sempat berharap semoga bukan anak saya," ujarnya.
Wakil Direktur RSUD Bandung Kiwari, Nuning Rahayu menjelaskan ada enam siswa dan satu pekerja proyek yang dibawa ke RSUD Bandung Kiwari setelah kejadian ambruknya bangunan kelas SMP 1 Pasundan Bandung.
"Dari enam siswa ini, alhamdulillah kondisi baik enggak ada luka serius sehingga diperbolehkan pulang. Kemudian, ada juga siswa yang mengalami patah tulang dan sedang diobservasi, jika aman tak ada sesuatu yang serius maka akan dipulangkan, dan tiga siswa lagi masih menunggu hasil pemeriksaan. Tapi, jika baik boleh pulang juga," ujarnya ditemui di ruangannya.
Sementara untuk pekerja proyek itu terlihat baik namun masih diobservasi. Mereka datang ke RSUD Bandung Kiwari sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saat datang, para korban semua masuk ke instalasi gawat darurat (IGD), kami melakukan pemeriksaan. Bagi yang memerlukan rontgen kami lakukan rontgen, hingga diobservasi. Kemungkinan untuk yang alami patah tulang nanti akan masuk ke rawat inap dan bisa dilakukan tindakan operasi. Dan terpenting, pembiayaan jika memiliki BPJS bisa digunakan," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Satria-Putra-satu-dari-enam-siswa-SMP-1-Pasundan-kelas-7-yang.jpg)
                
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.