DPKP Kota Bandung Kesulitan Atasi Masalah Warga yang BAB Sembarangan, Perlu Lahan untuk Septic Tank

Warga yang melakukan BABS itu di antaranya di Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung. Praktik BABS itu masih terjadi di 7 RW

Tribun Timur
ILUSTRASI TOILET - Ilustrasi toilet. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung, kesulitan untuk menyelesaikan masalah adanya warga yang masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung, kesulitan untuk menyelesaikan masalah adanya warga yang masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Seperti diketahui, warga yang melakukan BABS itu di antaranya di Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung. Berdasarkan data pihak kelurahan, praktik BABS itu masih terjadi di 7 RW yakni RW 1, 2, 3, 4, 7, 10, dan 12.

Kepala DPKP Kota Bandung, Lutfi Firdaus mengatakan, untuk menyelesaikan masalah BABS tersebut pihaknya kesulitan membangun septic tank komunal karena satu septic tank tersebut minimal harus ada tanah 9 meter persegi.

Baca juga: Masih Banyak Warga di Cijawura Kota Bandung BAB Sembarangan, TBC dan Stunting Mengintai

"Kita gali (septic tank komunal) untuk 15-25 keluarga, cuma permasalahan di lapangan itu kan kawasan kumuh di gang, itu yang jadi PR juga untuk kita," ujarnya saat dihubungi, Selasa (21/10/2025).

Atas hal tersebut, pihaknya telah menyampaikan ke Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan untuk membeli tanah yang nantinya bisa dijadikan untuk membangun septic tank komunal di setiap kawasan kumuh.

"Kita sudah sampaikan ke pak wali, kalau ada tanah kosong bisa dibeli sama pemkot, kita bisa aktifkan salah satunya untuk septic tank arena kesulitan kita di lapangan itu soal lahan untuk septic tank," kata Lutfi.

Jika lahan tersedia, pihaknya akan membangun septic tank komunal terutama di kawasan kumuh agar ke depan tidak ada lagi warga yang melakukan praktik BABS ke sungai karena sejauh ini keberadaan septic tank itu masih minim.

"Untuk septic tank komunal dan individual itu, kita biasanya mengalokasikan 10-17 unit per tahunnya. Enggak signifikan sama luas kawasan kumuh di Kota Bandung, kita punya hampir 285 hektar kawasan kumuh sekarang itu, memang enggak seimbang," ucapnya.

Dia mengatakan, untuk tahun depan pihaknya akan mengalokasikan 17 unit septic tank individual. Bahkan, pada tahun 2026 bakal ada dana alokasi khusus dari pusat untuk pembangunan 100 unit septic tank komunal.

Baca juga: Masih Banyak Warga di Cijawura Kota Bandung BAB Sembarangan, TBC dan Stunting Mengintai

"Karena banyaknya program septic tank komunal itu dari pemerintah pusat, PUPR. Di Kota Bandung itu alokasinya baru sedikit, baru 17 unit," kata Lutfi.

Menurutnya, upaya tersebut perlu dilakukan karena dengan sanitasi yang buruk imbas BABS akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat di Kota Bandung.

"Soal sanitasi air kotor ujungnya pasti ke masalah kesehatan, banyak penyakit menular dari situ, bakteri. Saya pikir jadi PR kita bersama untuk masalah sanitasi karena itu lintas sektor berkepentingan untuk masalah itu," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved