Menteri PPPA Tekankan Ketahanan Keluarga dan Kepedulian Tetangga Setelah Terjadi Tragedi Banjaran

Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menekankan pentingnya memperkuat ketahanan keluarga dalam rumah tangga.

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Giri
Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama
BERI KETERANGAN - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, memberikan keterangan kepada wartawan setelah takziah ke rumah orang tua EN di Desa Pasir Huni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (8/9/2025). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menekankan pentingnya memperkuat ketahanan keluarga dalam rumah tangga. Hal itu menilik kasus yang terjadi di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

Seorang perempuan berinisial EN (34) diduga mengakhiri hidup. Sebelumnya, dia menghabisi nyawa kedua anaknya.

Dalam surat, dia mengungkap alasan melakukan hal itu.

Senin (8/9/2025), Arifah mendatangi rumah orang tua EN di Desa Pasir Huni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Arifah mengatakan, kehadirannya di tengah keluarga korban merupakan bentuk silaturahmi sekaligus dukungan moral bagi pihak keluarga yang ditinggalkan.

"Tentunya ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, khususnya keluarga-keluarga, bagaimana memperkuat ketahanan keluarga dalam rumah tangga," ujar Arifah kepada wartawan, Senin.

Baca juga: Bupati Bandung Panggil Semua Kepala Desa Setelah Ada Tragedi Tragis Ibu dan Dua Anak di Banjaran

Menurutnya, tragedi Banjaran menunjukkan bahwa ketahanan keluarga bukan hanya soal ekonomi, tapi juga komunikasi dan kepedulian antaranggota keluarga.

"Komunikasi sangat penting. Apa yang dirasakan istri, apa yang dirasakan suami, harus saling dikomunikasikan sehingga tidak ada hambatan untuk menyampaikan perasaan. Jadi, ini pelajaran bersama," kata Arifah.

Selain keluarga inti, dia juga menyoroti peran masyarakat sekitar. Menurut Arifah, kepedulian sosial dari tetangga sangat dibutuhkan agar tidak ada permasalahan yang luput dari perhatian lingkungan.

"Bila melihat tetangga kita mengalami sesuatu yang berbeda, mungkin butuh perhatian, perlu ditanyakan ada apa gerangan. Bukan sekadar ingin tahu urusan orang lain, tetapi sebagai bentuk kepedulian. Perhatian dari tetangga itu sangat dibutuhkan," ucapnya.

Baca juga: Nisya Ahmad: Tragedi Banjaran Adalah Cermin Krisis Struktural, Negara Tidak Boleh Absen

Terkait isu yang berkembang soal kemungkinan adanya penelantaran atau kekerasan psikologis terhadap korban, Arifah menegaskan masih diperlukan pendalaman. 

"Sejauh ini belum ada informasi mengenai hal tersebut, mungkin masih dilakukan pendalaman lebih jauh. Namun yang pasti, ini adalah peristiwa yang harus menjadi bahan introspeksi bagi kita semua, sekaligus mendorong penguatan silaturahmi di antara anggota masyarakat agar hal serupa tidak terjadi lagi," katanya.

EN ditemukan meninggal dunia bersama dua anaknya yaitu AA (9) dan AAP (11 bulan) di kontrakannya pada Jumat (5/9/2025). Polisi menemukan secarik kertas berisi curahan hati EN kepada suaminya yang ditempel di dinding ruang tengah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved