Merdeka Sampah di Jabar

Bandung Belum Merdeka dari Sampah, 40 Truk Per Hari Tak Terangkut ke TPA Sarimukti

Hingga kini Bandung menghasilkan 180 ritase sampah per hari, namun hanya 140 ritase yang dapat diangkut ke TPA

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI TUMPUKAN SAMPAH - Dua murid sekolah dasar sambil menutup hidung melintas di samping tumpukan sampah di pinggir Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kota Bandung hingga saat ini tampaknya belum benar-benar merdeka dari sampah, hingga pemerintah terus memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini dengan melakukan berbagai cara.

Kondisi itu terbukti karena dari semua timbulan sampah per hari masih ada puluhan truk yang belum terangkut ke TPA Sarimukti akibat pembatasan ritase. Sehingga, sisanya diselesaikan dengan cara diolah menggunakan mesin insinerator.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan, hingga kini Bandung menghasilkan 180 ritase sampah per hari, namun hanya 140 ritase yang dapat diangkut ke TPA dan sisanya yang berjumlah 40 ritase atau setara 40 truk masih belum terangkut setiap hari.

Baca juga: Uden Dida Efendi Dorong Pemprov Jabar Manfaatkan Sampah jadi Energi Terbarukan

"Kami menargetkan akhir tahun ini surplus 40 ritase itu sudah habis terolah. Politik anggaran kami sudah jelas, sebagian besar diarahkan untuk penanganan sampah," ujar Farhan di Kantor PT Pindad, Kamis (14/8/2025).

Farhan menilai, teknologi pengolahan yang dimiliki Pindad, seperti insinerator yang telah digunakan di Kecamatan Bandung Kulon, terbukti efektif. Sehingga diharapkan bisa mengembangkan mesin-mesin pengolah sampah organik, mengingat 60 persen sampah Bandung bersifat organik.

Selain itu, Farhan juga mengusulkan desain kendaraan compact (ringkas) khusus untuk mengangkut sampah di jalan-jalan kecil, menggantikan kendaraan triseda yang dinilai tidak tahan lama.

"Kalau ada Compactor sampah seukuran kendaraan Maung, itu akan jauh lebih sustainable," katanya.

Farhan mengatakan, Pemkot Bandung menutup opsi pembangunan fasilitas waste-to-energy skala besar, karena keterbatasan lahan dan risiko lingkungan. Fokus saat ini adalah pada solusi terdistribusi yang ramah lingkungan dan dapat segera diterapkan.

"Kolaborasi seperti ini memberi harapan besar. Target kami, Januari 2027 Bandung sudah bebas dari tumpukan sampah di pagi hari," ucap Farhan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto mengatakan, untuk menangani sisa sampah yang belum terangkut ke TPA Sarimukti itu pihaknya sudah mengoperasikan 9 insinerator untuk mengolah sampah.

Baca juga: Gerakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi Dorong Jawa Barat Capai Target Zero Waste

"Dari 9 insinerator itu, ada yang bisa mengolah 1 ton, 4 ton, terus dua mesin bisa 32 ton. Kita targetkan 30 ritase sampah yang tidak terbuang bisa kita olah," kata Darto.

Ia mengatakan, dari total 9 insinerator tersebut di antaranya, ada tiga unit di dua titik Kecamatan Bandung Kulon, kemudian Babakan Sari, Gandapura, Jalan Indramayu, dan di kawasan Taman Cibeunying.

Dari total 9 insinerator yang disiapkan untuk mengolah sampah tersebut, kata Darto, ada satu mesin yang memang dibeli oleh pemerintah menggunakan dana APBD sebesar Rp 1,7 miliar, sedangkan sisanya disiapkan oleh investor.

"Selain itu, ada banyak metodelogi yang kita pakai misalnya magotisasi, itu 4,6 persen dampaknya bisa dikurangi, bank sampah, Kang Pisman, RW KBS, dan Loseda. Itu semua metode yang sudah kita terapkan dalam upaya menangani sampah," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved