Sosok Dea Permata Korban Pembunuhan di Purwakarta di Mata Kakak Iparnya, Sempat Curhat soal Teror

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dea Permata Karisma (27) korban pembunuhan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikenal sebagai sosok riang dan baik hati di mata keluarga. Namun, nasib nahas menimpanya. Dea meninggal di tangan pembantunya sendiri, Ade Mulyana (26).

Peristiwa itu terjadi di rumahnya sendiri di Komplek PJT II, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Selasa (12/8/2025).

Yeni (45), kakak ipar Dea, mengatakan, terakhir mereka bertemu terjadi pada Jumat (8/8/2025).

"Dia datang ke sini, sempat bercerita tentang kehidupannya, terutama terkait kondisi pernikahannya yang belum dikaruniai buah hati. Dia juga memang sempat bercerita tentang ada teror mau dibunuh selama tiga bulan ini," ucap Yeni saat ditemui di rumahnya di  Jalan Cikadut Dalam, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Jumat (15/8/2025).

Yeni mengaku tak menyangka, ternyata pembunuh Dea merupakan orang yang sudah dianggap keluarga.

"Bahkan si pelaku ini sempat diminta suami atau adik saya untuk menjaga korban, eh justru yang dimintai tolong itu pelakunya," ujar Yeni.

Baca juga: Wawancara Khusus Suami Dea Permata Wanita yang Dibunuh Pembantu di Purwakarta, Terungkap Fakta Baru

Yeni mengenang almarhumah merupakan sosok periang dan baik hati. Dia pun tak menyangka Dea meninggal dengan cara yang mengenaskan.

Dia pun berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal dan seberat-beratnya, terlebih Yeni menilai sosok korban yang baik dan tak memiliki masalah dengan siapa pun.

"Kami (keluarga) berterima kasih atas cepat ditangkapnya pelaku. Kami meminta pelaku dihukum seberat-beratnya dan setimpal," katanya.

Mengenai alamat Dea, Yeni mengungkap kalau dia memang belum sempat pindah domisili.

"Sehingga alamat atau identitas yang beredar masih wilayah sini," ujarnya.

Sebelumnya, Fery Riyana (38) mengungkap fakta baru di balik kematian Dea, istrinya. Dea ditemukan tanpa nyawa di rumahnya sendiri dengan kondisi mengenaskan karena luka tusuk.

‎Menurut keterangan Fery, istrinya kerap menerima pesan singkat berisi ancaman pembunuhan dari nomor tak dikenal. ‎Bahkan, sempat muncul pesan seolah dari seorang wanita yang menuduh Dea berselingkuh dengan pria lain.
‎
‎Fery yang mulai khawatir kemudian meminta bantuan pembantunya, Ade Mulyana, untuk menjaga sang istri di rumah. Penyebabnya, Fery sibuk bekerja di PJT II Jatiluhur.
‎
‎Tanpa curiga sedikit pun, Fery memercayakan keselamatan istrinya pada pelaku.

Baca juga: Fakta-fakta Baru Pembunuhan Dea di Purwakarta, Pembantunya Kini Diamankan, Ibu Korban Tak Sangka

‎Tak hanya pesan singkat, Ade juga kerap bercerita bahwa rumah diteror oleh orang asing.
‎
‎"Selain ancama lewat WhatsApp yang diterima istri saya, Ade ini juga bercerita ada orang asing datang ke rumah, terus dikejar sama dia orangnya hilang. Pernah juga pas ada saya di rumah, dia bilang ada orang mantau rumah, kami kejar bawa golok, tapi pas disamperin hilang atau enggak ada," kata Fery saat ditemui Tribunjabar.id di rumah duka, Perum POJ Sadang, Desa Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Kamis (14/8/2025).
‎
‎Atas ancaman yang dialami istrinya tersebut, Fery pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
‎
‎Saran dari bhabinkamtibmas, agar Fery melapor ke polsek atau polres, serta memasang CCTV.
‎
‎Karena kesibukannya, Fery tidak sempat membuat laporan resmi. Namun, dia akhirnya memasang CCTV di rumah pada 5 Agustus.