Peneliti ITB Soroti Minimnya Bahan Lokal dalam Produk Pangan di Indonesia
Ketergantungan pada pangan impor atau produk olahan yang diproses di luar negeri harus mulai dikurangi dengan inovasi dari bahan lokal.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Dr. Kamarisma menilai edukasi gizi harus berjalan seiring dengan inovasi produk pangan.
Tanpa pemahaman yang baik, produk bergizi akan sulit diterima pasar meski memiliki kualitas unggul.
Ia juga menyinggung kondisi di Jawa Barat yang sebenarnya memiliki kekayaan pangan lokal melimpah, namun angka stunting masih ditemukan. Fenomena ini, menurutnya, berkaitan erat dengan budaya konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke makanan ultra proses.
“Kalau lihat potensi lokal Jawa Barat, harusnya tidak ada stunting. Produk organik ada di pekarangan,” katanya.
Sementara kalangan menengah ke atas di perkotaan berburu produk organik, masyarakat di daerah pedesaan cenderung memilih makanan instan dan jajanan ultra proses karena lebih murah, lebih mudah didapat, dan kurangnya edukasi tentang gizi seimbang.
| ITB Beri Solusi Hijau untuk Ojek Online: Pengisian Motor Listrik Tenaga Surya di Bandung |
|
|---|
| Beri Kuliah Umum di ITB, Hardianto Atmadja Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Adaptif di Era Digital |
|
|---|
| Cargovision: Teknologi Inspeksi Kargo Berbasis AI dari Mahasiswa ITB, Siap Revolusi Logistik |
|
|---|
| Khairunnisa Aulia Rahma: Mahasiswi ITB yang Kembangkan Drillytics, AI Pendeteksi Bahaya Pengeboran |
|
|---|
| ITB Kembangkan Data Strategis Penanganan Sampah Kota Bandung Berbasis Teknologi GeoIntelligence |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Budaya-Gastronomi-Selasa-6122022.jpg)