"Kalau Orang Sini Sudah Enggak Bosen": Warga Bojongasih Bandung Tak Lagi Heran Diserbu Banjir
Bagi warga di kampung itu, genangan banjir seperti ini bukanlah lagi kejutan, melainkan rutinitas yang membuat jenuh.
Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung kembali kedatangan "tamu lama" usai hujan deras terus mengguyur Bandung Raya sejak Kamis (23/10/2025) lalu.
Tamu lama tersebut yaitu banjir. Di mana, air datang perlahan sejak malam hari, lalu mulai meninggi saat sebagian warga baru hendak beristirahat.
Bagi warga di kampung itu, genangan banjir seperti ini bukanlah lagi kejutan, melainkan rutinitas yang membuat jenuh, tapi juga sudah dihafal luar kepala oleh mereka.
Di tepi jalan kampung yang kini berubah menjadi "sungai kecil", Nana Junjana (58) tampak berdiri sambil mengamati arus air yang merayap di depan rumahnya.
Dirinya tidak tampak panik. Wajahnya justru terlihat pasrah, seolah sedang menyambut sesuatu yang sudah akrab.
"Ini banjir dari kemarin. Emang baru sekarang-sekarang lagi naik. Biasa aja, setiap setahun sekali (banjir)," ujarnya kepada Tribun Jabar, Jumat (24/10/2025).
Nana menceritakan bahwa air mulai naik kepermukaan warga sekitar pukul delapan malam.
Di mana, banjir itu bukan dari luapan Sungai Citarum seperti dulu, melainkan air kiriman dari wilayah Kota Bandung.
"Iya ini mah air kiriman dari Bandung. Jadi kan sekarang Sungai citarum sudah besar (volume kedalamnya)," katanya.
Menurut Nana, persoalan utama banjir di kampungnya bukan sekadar hujan, tapi ketiadaan penampungan air yang memadai.
"Jadi kalau Ciputat (Kelurahan Andir) bisa tidak adalagi banjir karena penampungan airnya sudah ada tiga. Mungkin, kalau di sini sudah punya (penampungan air) mah mungkin tidak terdampak," ucapnya.
Akibat banjir, aktivitas warga terganggu. Anak-anak tidak bisa sekolah, dan orang dewasa kesulitan bekerja.
Namun bagi Nana, yang merupakan warga asli Bojongasih, situasi seperti ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya.
"Saya orang sini dari kecil. Kalau asli orang sini mah, sudah enggak bosen. Tapi kalau bisa mah kaya orang Ciputat sana aja, jadi ada penampungan, biar enggak gini lagi," ujarnya.
Di tengah situasi banjir ini, Nana berharap pemerintah daerah bisa meniru penanganan banjir di daerah lain.
Menurutnya, dibandingkan memperbaiki jalan rusak, penangan banjir di wilayahnya sangat dibutuhkan.
"Daripada perbaiki jalan, mending beresin banjir, khususnya Citarum karena ini kan air kiriman Bandung. Intinya mah segera di atasi," ucapnya.
| Diguyur Hujan Deras, 11 Titik di Kota Bandung Banjir Imbas Sungai Meluap dan Drainase Penuh Sampah |
|
|---|
| Sri Dewi Anggraini : Siap Dukung Hak Guru Madrasah Di Kabupaten Bandung Barat |
|
|---|
| Atasi Banjir Semarang, Gubernur Ahmad Luthfi Upayakan Modifikasi Cuaca |
|
|---|
| Tinjau Korban Banjir, Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Bantuan Tepat Sasaran |
|
|---|
| Banjir Pasteur Tak Kunjung Beres: Wawali Kota Bandung Ungkap Biang Keroknya, Termasuk Bangunan Liar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.