KDM Libatkan Mahasiswa dan Siswa SMK dalam Pembangunan Infrastruktur Jawa Barat

KDM menilai, kurangnya kompetensi konsultan kerap menimbulkan masalah pembangunan infrastruktur di wilayah Jawa Barat. 

Diskominfo Kota Bandung untuk TribunJabar.id
PERBAIKAN JALAN - Pekerja saat melakukan perbaikan jalan di Bandung beberapa waktu lalu. Pihak Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung mengebut perbaikan jalan yang rusak di Bandung hingga akhir tahun. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana melibatkan mahasiswa jurusan teknik sipil dalam setiap pembangunan infrastruktur di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan, kurangnya kompetensi konsultan kerap menimbulkan masalah pembangunan infrastruktur di wilayah Jawa Barat. 

Karenanya, pihaknya bakal melibatkan para pelajar dan mahasiswa dalam mengawasi proses pembangunan infrastruktur untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Kami melihat kemajuan pembangunan selalu masalah konsultannya tidak mengerti, orang-orangnya tidak begitu capable, tidak bisa melihat kemajuan pembangunan, dan rata-rata sudah tua," ujar Dedi Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/11/2025).

Ia mengatakan, keterlibatan para mahasiswa teknik sipil membuat pengawasan pembangunan lebih optimal, dan mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman, tetapi bakal menerima honor.

"Lumayan, kan, kalau ada honor pengawasan, mahasiswa dapat uang saku tambahan. Misalnya, honor pengawasan Rp 250 ribu perhari, sehingga sehingga meringankan beban orang tuanya," kata Dedi Mulyadi.

Menurut dia, Pemprov Jawa Barat juga bakal menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI terkait pelibatan mahasiswa dalam pengawasan pembangunan infrastruktur.

Rencananya, penandatanganan nota kesepahaman itu dilaksanakan pada pekan depan, karena menjelang akhir 2025 terdapat pekerjaan infrastruktur yang nilainya kira-kira mencapai Rp 300 miliar.

Selain mahasiswa, KDM juga telah membicarakan dan meminta sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Jawa Barat.

Bahkan, tugas matematika para siswa SMK di Jawa Barat juga rencananya akan diarahkan untuk menghitung kebutuhan dari pekerjaan fisik bangunan di sekolahnya.

Dari mulai panjang dan lebar bangunam, jumlah semen serta pasir yang digunakan, kemudian ukuran batang besi baik panjang maupun diameternya, hingga lainnya

"Kami meyakini, keterlibatan langsung para siswa dalam pembangunan infrastruktur, misalnya di lingkungan sekolahnya, akan membuat pendidikan di SMK bersifat lebih aplikatif," ujar Dedi Mulyadi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved