Banjir di Pangandaran
Banjir Pangandaran: Petani Terpaksa Panen Dini, Petik Padi yang Masih Hijau Pakai Perahu
Di halaman rumah-rumah yang tidak terendam banjir, terlihat butiran padi berwarna pucat dijemur di atas tenda seadanya.
Ringkasan Berita:
- Petani Pangandaran Rugi: Banjir merendam sawah 2 minggu, memaksa petani panen dini padi yang masih hijau dan belum berisi.
- Sawah Terendam 1 Meter: Ketinggian air di sawah mencapai 1 meter, panen harus dilakukan menggunakan perahu.
- Dampak Luapan Sungai: Banjir di Dusun Anggaraksan (Desa Maruyungsari) akibat luapan Sungai Ciseel.
- Air Mulai Surut: Debit air mulai menurun, namun petani mengalami kerugian besar dan berharap musim tanam berikutnya membaik.
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Banjir yang tak kunjung surut memaksa para petani di Dusun Anggaraksan, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran memanen padinya lebih awal.
Akibatnya, banyak tanaman padi yang masih hijau dan belum berisi harus dipotong sebelum waktunya.
Di halaman rumah-rumah yang tidak terendam banjir, terlihat butiran padi berwarna pucat dijemur di atas tenda seadanya.
Sebulan Lagi Panen
Padi-padi itu, seharusnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan lagi untuk mencapai usia panen ideal.
Namun kondisi sawah yang terendam hingga setinggi satu meter membuat para petani tidak punya pilihan lain.
Seorang petani setempat, Kartim, mengaku keputusan memanen padi lebih dini menjadi langkah terakhir untuk menyelamatkan apa pun yang masih bisa diselamatkan.
Baca juga: BREAKING NEWS, Garut Banjir Besar! Drainase Meluap, Jalanan Bojong Berubah Jadi Sungai Deras
"Padi ini terpaksa dipanen karena terendam banjir. Padahal belum berisi dan masih muda. Sekarang, banyak petani yang gagal panen dan rugi," ujar Kartim kepada Tribun Jabar di halaman rumahnya, Kamis (20/11/2025) siang.
Rendam Sawah 2 Minggu
Menurutnya, banjir itu sudah merendam sawah warga selama hampir dua minggu.
Proses panen pun dilakukan dengan penuh tantangan.
Karena, para petani harus menggunakan perahu untuk mencapai area persawahan miliknya dan memanen padinya.
Sementara banjir yang melanda Dusun Anggaraksan berasal dari luapan Sungai Ciseel anak sungai Citanduy serta kiriman air dari wilayah lain.
Pemukiman Juga Terendam
Selain area pertanian, permukiman warga pun sempat ikut terendam.
Kini, ketinggian air di pemukiman sekitar 10 hingga 40 sentimeter.
Kepala Desa Maruyungsari, Tusiman, mengatakan, bahwa debit air di wilayah tersebut kini mulai menurun.
"Alhamdulillah debit air mulai surut karena mengikuti kondisi di Sungai Ciseel. Ketika air sungai surut, tentu banjir juga ikut surut," ucapnya.
Namun, meskipun air mulai surut, dampak kerusakan dan kerugian sektor pertanian masih dirasakan para petani.
"Jadi, sekarang banyak petani yang hanya bisa berharap agar kondisi cuaca membaik dan musim tanam berikutnya berjalan lebih baik," kata Tusiman. *
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
| Gatal-Gatal Massal Hantui Korban Banjir Pangandaran, BPBD Imbau Warga Segera Berobat ke Puskesmas |
|
|---|
| Banjir Pangandaran Surut, tapi Ratusan Hektare Sawah di Kalipucang dan Padaherang Masih Terendam |
|
|---|
| UPDATE Banjir Pangandaran: Air Berangsur Surut, Sawah Masih Terendam, Warga Sibuk Singkirkan Lumpur |
|
|---|
| Ratusan Keluarga Terdampak Banjir Pangandaran, Warga Cihideung Inisiatif Dirikan Dapur Umum |
|
|---|
| Pangandaran Dilanda Banjir, Disparbud Upayakan Kunjunagn Wisata Tetap Stabil |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sawah-kebanjiran-di-pangandaran.jpg)