Rekam Jejak Ikhlas Thamrin, Penemu Bobibos Bahan Bakar dari Jerami yang Teken MoU dengan KDM

Sosok Ikhlas Thamrin menjadi figur yang berhasil merumuskan bahan bakar berbahan dasar jerami dan menciptakan gagasan baru bagi sektor energi.

INSTAGRAM @DEDIMULYADI71
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kanan) dengan penemu Bobibos Muhammad Ikhlas Thamrin (tengah) seusai penandatanganan nota kesepahaman di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Inovasi Bobibos karya Muhammad Ikhlas Thamrin menarik perhatian nasional karena mengubah jerami menjadi bahan bakar bernilai tinggi. 
  • Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mendukung penuh pengembangannya lewat uji coba dan MoU untuk mempercepat produksi berbasis limbah pertanian. 
  • Riset panjang Ikhlas Thamrin menegaskan bahwa energi terbarukan berbahan lokal dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.

 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nama Muhammad Ikhlas Thamrin mendadak ramai diperbincangkan di berbagai kanal nasional setelah temuannya, Bobibos yang merupakan bahan bakar berbahan baku jerami, menarik perhatian publik secara luas.

Bahan bakar alternatif yang diberi label Bobibos atau Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos itu merupakan hasil pemikiran Ikhlas Thamrin, yang kini semakin dikenal seiring meluasnya pemberitaan mengenai inovasi tersebut.

Dengan inovasi itu pula, sosok Ikhlas Thamrin menjadi figur yang berhasil merumuskan bahan bakar berbahan dasar jerami dan menciptakan gagasan baru bagi sektor energi dalam negeri.

Keberhasilan itu kemudian membuatnya menjadi pusat perhatian para pemimpin daerah, terlebih di tengah kondisi pasokan bahan bakar di Indonesia yang sedang tidak stabil.

Minat pertama datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang akrab disebut Kang Dedi Mulyadi.

Setelah itu, muncul kabar bahwa Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, ikut mempertimbangkan kerja sama dengan Bobibos sebagai opsi alternatif untuk meredakan problem kelangkaan BBM di wilayahnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memperlihatkan kontrak kerjasama dengan penemu Bobibos, Muhammad Ikhlas Thamrin, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025).
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memperlihatkan kontrak kerjasama dengan penemu Bobibos, Muhammad Ikhlas Thamrin, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025). (INSTAGRAM @DEDIMULYADI71)

Penandatanganan MoU Bobibos bersama Gubernur Jabar

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi mengesahkan kerja sama dengan penemu Bobibos, Muhammad Ikhlas Thamrin, melalui penandatanganan nota kesepahaman di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025).

Kesepakatan itu diarahkan untuk mendorong pengembangan bahan bakar berbasis jerami hingga mencapai tahapan produksi yang lebih mapan.

"Kita sudah tanda tangan MoU. MoU-nya sudah ditanda tangan antara saya dengan bosnya, Bobibos," ujar Dedi dalam rekaman video dilansir Kompas.com, Sabtu (15/11/2025).

Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga mengutarakan bahwa produksi awal bahan bakar nabati itu akan segera dimulai dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Tahapan pertama berupa uji coba internal direncanakan dilakukan di kawasan Lembur Pakuan.

Di mata Dedi, penggunaan bahan bakar nabati tidak hanya menurunkan jejak emisi, melainkan berpotensi meringankan biaya subsidi negara untuk pasokan BBM.

Ia pun menegaskan bahwa bila pengujian berjalan optimal, langkah selanjutnya adalah memperluas penggunaan bahan bakar tersebut di seluruh unit kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) milik Pemprov Jabar.

"Minimal seluruh jajaran pemerintah Provinsi Jawa Barat ke depan menggunakan bahan bakar nabati sehingga APBD-nya efisien. APBD-nya efisien, subsidi negaranya terkurangi karena subsidi BBM sama tinggi," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa inovasi ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi para petani, karena limbah jerami yang selama ini kurang termanfaatkan dapat berubah menjadi barang yang bernilai.

"Dan kemudian alamnya terjaga. Kemudian petaninya sugih mukti. Kenapa? Karena nanti petani bukan hanya jual padi, nanti jual jerami. Pokoknya jerami diolah, negara pun berkah," pungkasnya.

Bobibos menargetkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dapat diakses seluruh masyarakat melalui BosMini, SPBU, dan kerja sama industri.
Bobibos menargetkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dapat diakses seluruh masyarakat melalui BosMini, SPBU, dan kerja sama industri. (ilhamkarim/kompas.com)

Dedi Mulyadi Menyokong Modal untuk Bobibos

Dalam rangka menguatkan pengembangan Bobibos, Dedi Mulyadi melakukan uji coba lapangan di Lembur Pakuan, Subang.

Pengujian dilakukan bersama Ikhlas Thamrin menggunakan mesin traktor sebagai alat pembuktian kinerja bahan bakar tersebut.

Produk hasil olahan PT Inti Sinergi Formula itu dimasukkan ke tangki traktor sebagai pengganti solar.

Mesin traktor tersebut akhirnya berhasil hidup menggunakan bahan bakar dari jerami.

"Ini kita lagi uji coba nih (Bobibos) di Lembur Pakuan pakai mesin traktor, yaitu uji coba bahan bakar yang berasal dari jarami (jerami), bahan bakarnya," ungkap Dedi Mulyadi menunjukkan traktor yang tengah hidup. 

Kepada Thamrin, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa bahan bakar Bobibos nantinya dapat memanfaatkan jerami sisa panen dari Lembur Pakuan dan area pertanian lain di Jawa Barat.

"Nanti jarami yang ada di sawah daerah Lembur Pakuan ini bisa diproses jadi bahan bakar diesel 2 tak dan 4 tak," ungkap Dedi Mulyadi.

"Untuk itu saya ucapkan terima kasih ya, nanti saya akan mempelopori lembaga usaha yang berjalan pertama, di Lembur Pakuan MOU," ujar pria yang akrab disapa KDM itu.

"Alhamdulillah," jawab Thamrin.

Menurut Dedi, sawah-sawah di Lembur Pakuan sebentar lagi akan memasuki masa panen.

Sisa jeraminya dapat langsung dikumpulkan untuk diolah menjadi bahan bakar Bobibos.

"Dua minggu panen, kita langsung bekerjasama, langsung dibuat jadi bahan bakar. Kurang lebih dua minggu lagi nanti bahan bakar akan diproduksi masal di Lembur Pakuan. Bismillah," ungkap Dedi Mulyadi.

"Siap," balas Thamrin sembari tersenyum.

"Jangan usah dulu pakai lembaga pemerintah, lama. Pakai lembaga KDM aja," lanjut Dedi Mulyadi, menandakan komitmennya menyediakan permodalan.

Informasi dari situs resmi Bapenda Jawa Barat menunjukkan bahwa uji coba energi alternatif ini menjadi pembuktian bahwa limbah jerami memiliki potensi besar sebagai sumber energi baru.

Bobibos atau Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos ini dikembangkan sebagai bahan bakar nabati dari jerami yang biasanya dibakar selepas panen.

Konsep tersebut dirancang agar petani dapat memperoleh nilai ekonomi ganda dari hasil panen dan limbahnya.

Di Lembur Pakuan, Dedi Mulyadi melakukan pengujian langsung menggunakan mesin traktor diesel dan hasilnya menampilkan performa yang memuaskan, mulai dari tarikan mesin hingga kualitas asapnya.

Hasil uji laboratorium oleh Lemigas mencatat angka oktan Bobibos mencapai 98,1.

Potensi ekonomi yang muncul dari inovasi ini dinilai cukup besar bagi kawasan pertanian.

Dengan konversi jerami mencapai 3.000 liter per hektar, wilayah Lembur Pakuan yang memiliki kapasitas 1.000 hektar berpeluang menghasilkan jutaan liter bahan bakar.

Untuk mempercepat realisasi, disepakati kerja sama yang menitikberatkan pada pelaksanaan cepat dengan memanfaatkan fasilitas dan lahan yang telah ada tanpa proses birokrasi yang panjang.

Produk turunan dari pengolahannya pun bernilai, seperti pakan ternak yang diprediksi mencapai 2.000 ton dari 500 hektar serta pupuk hasil sampingan proses tersebut.

Dengan demikian, siklus pertanian dapat menghasilkan pangan, energi, pakan ternak, dan pupuk dalam satu rangkaian berkelanjutan.

Rencana pendistribusian mencakup pembangunan Bobibos Mini di tingkat desa, sehingga warga termasuk kelompok ibu-ibu PKK dapat ikut serta menjual produk tersebut.

Langkah ini diharapkan menekan harga jual dan membantu mengurangi ketergantungan nasional terhadap subsidi energi.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kanan) dengan penemu Bobibos Muhammad Ikhlas Thamrin (tengah) seusai penandatanganan nota kesepahaman di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025).
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kanan) dengan penemu Bobibos Muhammad Ikhlas Thamrin (tengah) seusai penandatanganan nota kesepahaman di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (15/11/2025). (INSTAGRAM @DEDIMULYADI71)

Profil Muhammad Ikhlas Thamrin

Muhammad Ikhlas Thamrin berasal dari latar belakang pendidikan hukum, bukan teknik.

Ia menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo angkatan 2001.

Semasa kuliah, ia kerap mengikuti demonstrasi yang berkaitan dengan isu energi di Indonesia.

“Saya ingat betul pernah berdemo di Jakarta untuk menolak kenaikan harga BBM. Namun, setelah lulus saya mulai berpikir apa yang dapat saya lakukan untuk memberi solusi perihal energi,” ujar Muhammad Ikhlas Thamrin dikutip dari situs resmi UNS, Rabu (12/11/2025).

Setelah menyelesaikan pendidikan pada 2005, ia mulai fokus mencari jalan keluar persoalan energi.

Menurutnya, krisis energi dapat terjadi karena Indonesia belum memaksimalkan potensi energi terbarukan dan masih mengandalkan energi yang tidak ramah lingkungan.

Pada 2007, ia membentuk tim untuk melakukan penelitian di bidang energi. Delapan tahun berselang, ia mendirikan PT Baterai Freeneg Generasi.

Riset yang dijalankannya menghasilkan teknologi berbasis pulsa berupa kompor dan motor. Hasil temuan itu telah diuji oleh International Certificate Testing Technology (ICTT).

Kompor dan motor listrik tersebut dirancang beroperasi menggunakan baterai dengan sistem pulsa token.

Dengan sistem itu, pengguna tidak perlu pergi ke stasiun pengisian listrik umum karena cukup mengisi pulsa token jika baterai habis.

Ia pun memiliki mimpi jangka panjang untuk membangun ekosistem listrik di Indonesia pada tahun 2030.

Satu Dekade Perjalanan Riset Bobibos

Bobibos dibuat dari berbagai jenis tanaman yang mudah tumbuh di wilayah Indonesia, termasuk yang terdapat di area persawahan.

Dengan angka RON mendekati 98, Bobibos disebut mampu memberikan jarak tempuh lebih panjang dibandingkan solar konvensional.

Selama sepuluh tahun riset mandiri, Bobibos menempuh perjalanan panjang dan masih harus melalui banyak tahapan.

Ikhlas Thamrin menghadirkan Bobibos dari keresahannya melihat ketergantungan Indonesia terhadap energi impor yang cukup tinggi.

Ia berharap inovasi ini dapat menunjukkan bahwa Indonesia sanggup mandiri melalui riset dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Profil Muhammad Ikhlas Thamrin Penemu Bobibos BBM Jerami MoU dengan KDM, Cipta Motor & Kompor Pulsa

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved