Cerita Ajat 3 Tahun Bolak-balik Pangandaran-Banyumas untuk Cuci Darah, Kini Bisa di RSUD Pandega

Ajat bercerita, perjalanan panjangnya sebagai pasien hemodialisis berawal dari penyakit diabetes yang dideritanya. 

Penulis: Padna | Editor: Seli Andina Miranti
Istimewa/ dari Humas Setda
PASIEN CUCI DARAH - Ajat Sudrajat pasien hemodialisis di RSUD Pandega Pangandaran 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Setelah lebih dari tiga setengah tahun melakukan perjalanan bolak-balik ke Banyumas demi menjalani hemodialisis, Ajat Sudrajat (60), warga Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, akhirnya bisa bernapas lebih lega. 

Kini, Ia menjalani cuci darah di RSUD Pandega Pangandaran yang jaraknya jauh lebih dekat dari rumahnya.

Hemodialisis adalah sebuah prosedur medis yang digunakan untuk menggantikan sebagian fungsi ginjal ketika organ tersebut tidak lagi mampu bekerja dengan baik. Melalui proses ini, darah pasien dialirkan keluar tubuh menuju sebuah mesin khusus untuk dibersihkan dari zat-zat sisa metabolisme, kelebihan cairan, serta racun yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal. Setelah melewati proses penyaringan, darah yang telah bersih kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh.

Prosedur ini umumnya dijalani oleh pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium lanjut atau gagal ginjal akut yang membutuhkan penanganan segera. Hemodialisis biasanya dilakukan beberapa kali dalam seminggu, dengan durasi setiap sesi berkisar antara tiga hingga lima jam, tergantung kondisi masing-masing pasien. Selain bersifat menyelamatkan nyawa, hemodialisis juga membantu menjaga keseimbangan elektrolit serta mencegah komplikasi serius akibat penumpukan racun dalam tubuh.

Ajat bercerita, perjalanan panjangnya sebagai pasien hemodialisis berawal dari penyakit diabetes yang dideritanya. 

Baca juga: RSUD Bayu Asih Purwakarta Tambah Layanan Cuci Darah, Kini Siapkan 30 Mesin Hemodialisis

Saat itu, Ia sedang menjalani pemeriksaan di RS Cicendo Bandung karena gangguan pada retina matanya.

"Awalnya saya mau operasi mata karena retina rusak, tapi waktu itu tensi selalu tinggi. Saya akhirnya diarahkan ke dokter penyakit dalam," ujar Ajat dalam video yang diterima Tribun Jabar, Selasa (18/11/2025) pagi.

Dari hasil pemeriksaan lanjutan di Bandung, kondisi ginjal Ajat dinyatakan bermasalah. Karena jarak Bandung terlalu jauh, Ia memilih melanjutkan pengobatan di Jawa Tengah. 

Di sana, Ia mendapat kepastian bahwa dirinya mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah secara rutin.

"Cuci darah saya dijadwalkan dalam seminggu hampir dua kali, dan sekali proses bisa sampai empat jam," katanya.

Selama lebih dari 3,5 tahun, Ajat menempuh perjalanan antara Cijulang – Banyumas untuk menjalani terapi tersebut. 

Biaya dan tenaga menjadi tantangan tersendiri, meski Ajat terbantu dengan kepesertaan BPJS Kesehatan.

Karena jarak yang jauh dan kebutuhan untuk lebih dekat dengan fasilitas medis, akhirnya Ajat memutuskan pindah layanan ke RSUD Pandega Pangandaran. 

Baca juga: Bersyukur, Tindakan Cuci Darah Natasya Dijamin Penuh Program JKN

Keputusan itu menjadi titik balik bagi kenyamanannya sebagai pasien."Saya sangat terbantu soal transportasi. Bisa dibilang sekarang hampir tidak ada biaya transportasi," ucap Ajat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved