Bapenda Jabar Padukan Nilai ASN Berakhlak dengan Filosofi Sunda untuk Bangun Budaya Kerja

Bapenda Jabar tengah mengembangkan model budaya kerja yang menggabungkan nilai dasar ASN berakhlak dengan karakter lokal.

bapenda.jabarprov.go.id
Foto Kantor Bapenda Jabar. Bapenda Jabar tengah mengembangkan model budaya kerja yang menggabungkan nilai dasar ASN berakhlak dengan karakter lokal masyarakat Sunda dalam upaya memperkuat jati diri pegawainya. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat tengah mengembangkan model budaya kerja yang menggabungkan nilai dasar ASN berakhlak dengan karakter lokal masyarakat Sunda dalam upaya memperkuat jati diri pegawainya.

Langkah ini diproyeksikan sebagai cara untuk menyelaraskan implementasi nilai nasional agar lebih sesuai dengan kebiasaan sosial yang hidup di wilayah Jabar.

Menurut Kepala Bapenda Jabar, Asep Supriatna, arah kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari peluncuran core values ASN yang ditetapkan pemerintah pusat pada 2021.

Di dalam rumusan itu terkandung tujuh nilai fundamental yang berfokus pada pelayanan, akuntabilitas, kompetensi, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

“Nilai-nilai ini harus terus diperkuat sebagai pedoman bagi seluruh ASN dalam menjalankan tugasnya,” ucap Asep, 15 November 2025.

Ia menjelaskan bahwa konsep tersebut kemudian diturunkan menjadi beberapa gagasan internal pemerintah dengan payung besar bertajuk “Kita Pasti Bisa”.

Tema ini diposisikan sebagai pengingat bahwa perubahan pola kerja membutuhkan tahapan, namun tetap dapat dicapai melalui kebersamaan.

Asep menuturkan bahwa penerapan nilai akhlak dirancang memakai pendekatan bercorak lokal agar lebih mudah dimaknai dan diterapkan di lingkungan kerja para ASN.

Ia menyebut masyarakat Sunda dikenal dengan sifat someah, kebiasaan saling menolong, serta semangat gotong royong yang kuat sebagai fondasi interaksi sehari-hari.

Untuk mengoperasionalkan pendekatan itu, Bapenda Jabar menyusun tujuh pedoman budaya kerja yang dirangkai selaras dengan filosofi Sunda.

Di dalamnya terdapat Someah Hade ka Semah yang menggambarkan pelayanan penuh keramahan, serta Bener jeung Singer yang merujuk pada sikap bekerja secara jujur dan bertanggung jawab.

Pedoman lain mencakup Silih Asah yang mempromosikan kebiasaan berbagi wawasan antarkolega, lalu Silih Asih jeung Sabilulungan yang menekankan gotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan.

Konsep Sacangreud Pageuh, Sagoleak Pangkek ditegaskan untuk membangun komitmen; Nete Taraje Nincak Hambalan menjadi ajakan untuk terus berinovasi; dan Sareundeuk Saigel menjadi panduan bermusyawarah sebelum mengambil keputusan.

Harapannya, kerangka budaya berbasis kearifan lokal ini mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih kuat, fleksibel, dan berorientasi pada peningkatan mutu layanan publik.

“Kami menilai pendekatan tersebut relevan dengan tantangan birokrasi saat ini, terutama dalam mendorong transformasi ke arah pelayanan yang lebih profesional dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved