Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Tabuhan gamelan Sunda memecah keheningan malam di Pasar Kuliner Tradisional Sasagaran, Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Sabtu (8/11/2025) malam.
Suara kendang dan bonang berpadu harmonis dengan gerak gemulai para remaja yang menari di bawah temaram lampu pasar.
Mereka bukan penampil profesional. Sebagian besar masih duduk di bangku SMA. Namun, semangat yang mereka bawa malam itu begitu tulus, menjaga agar kesenian Sunda tidak hilang tergerus zaman.
"Kami ingin tetap melestarikan budaya Sunda, karena ini warisan kami," ujar Dewi, salah satu penari muda yang baru dua minggu berlatih.
Bagi Dewi, menari di malam hari memiliki sensasi tersendiri. "Karena di malam hari suasananya lebih menyatu dengan alam. Berimajinasi dan berekspresi jadi lebih dalam," ucapnya.
Tak jauh dari para penari, beberapa remaja putra tampak serius memukul gamelan dengan ritme teratur.
Mereka adalah bagian dari Lingkung Seni Galura Jomantara, wadah kreatif bagi pemuda Desa Dangdeur yang digagas oleh pemerintah desa.
Salah satunya, Rizal, baru seminggu belajar memainkan gamelan. Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya daerah.
"Sebagai anak muda, saya merasa punya tanggung jawab untuk menjaga budaya Sunda. Kami latihan tiga kali seminggu, malam Rabu, Kamis, dan Sabtu. Kadang Minggu sore juga," kata Rizal.
Menurut Kepala Desa Dangdeur, Tatang Taryana, kegiatan ini merupakan langkah nyata pemerintah desa dalam menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal.
"Ini salah satu ikhtiar kami mengenalkan adat, budaya, dan kesenian Sunda kepada para remaja. Kami ingin mereka mencintai budaya sendiri, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai adat dan budayanya," ujar Tatang.
Ia menambahkan, para remaja yang tergabung dalam Lingkung Seni Galura Jomantara rutin tampil di berbagai kegiatan desa, termasuk acara pasar kuliner dan hajatan warga.
Bahkan, lanjut dia, ke depan pemerintah desa berencana memberikan dukungan agar mereka bisa tampil gratis di acara warga kurang mampu.
"Supaya kesenian tidak hanya hidup di panggung besar, tapi juga hadir di tengah masyarakat," ujar Tatang.
Dilihat Tribunjabar.id, warga sekitar pun asik menyaksikan penampilan dari Lingkung Seni Galura Jomantara. Sambil menikmati minuman hangat dan berbincang, mereka menyaksikan hingga larut malam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.