Kepala Kemenag Sukabumi Prihatin Atas Kasus Meninggalnya Siswi MTs, Diduga Korban Bullying

Dadang Ramdani prihatin terkait peristiwa meninggalnya seorang siswi madrasah tsanawiyah (MTs) di wilayah Cikembar Kabupaten Sukabumi.

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
dian herdiansyah/tribunjabar/arsip
RUMAH DUKA - Polisi mendatangi rumah duka siswi MTs di Cikembar, Kabupaten Sukabumi yang meninggal tak wajar di rumahnya, Selasa 28 Oktober 2025. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi, Dadang Ramdani, prihatin terkait peristiwa meninggalnya seorang siswi madrasah tsanawiyah (MTs) di wilayah Cikembar Kabupaten Sukabumi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi, Dadang Ramdani, prihatin terkait peristiwa meninggalnya seorang siswi madrasah tsanawiyah (MTs) di wilayah Cikembar Kabupaten Sukabumi. Dia diduga mendapat bullying dari teman-temannya. 

"Ini sangat memprihatinkan sekali, karena yang pasti terjadinya peristiwa itu apakah memang murni bunuh diri atau ada kondisi lain, adanya dugaan bullying," ujar Dadang, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, Kemenag juga tengah menelusuri berbagai fakta dan informasi terkait siswi itu.

"Termasuk berkomunikasi dengan Kasi Bimas, katanya posisi TKP berada di rumah tinggal yang bersangkutan," tuturnya. 

Dadang menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian untuk mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut.

Baca juga: Lokasi Longsor Sukabumi Terisolasi, Bantuan Belum Bisa Masuk, Warga Evakuasi Pakai Alat Manual

"Saya masih mengumpulkan data dan informasi. Kebetulan tadi saya sudah Kepolisian juga sedang melakukan pendalaman," ucapnya.

Ia menegaskan pentingnya memastikan apakah kejadian itu murni tindakan bunuh diri atau ada faktor lain yang melatarbelakanginya, termasuk kemungkinan adanya tindakan perundungan.

"Itu perlu dicari tahu dulu penjelasannya. Kalau memang akibat bullying, tentu kami sangat prihatin,” ungkapnya.

Dia menegaskan, lembaga pendidikan madrasah selama ini berupaya membangun karakter peserta didik melalui nilai-nilai keagamaan agar menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

"Yang kami tahu dan kami lakukan di madrasah adalah membangun karakter anak. Nilai-nilai agama menjadi pedoman agar mereka tidak terjebak dalam perilaku menghujat atau mem-bully. Bullying ini berdampak luar biasa dan menjadi keprihatinan kita semua,” ucap dia.

Dadang menambahkan, kasus ini akan menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam kebijakan pembinaan karakter di madrasah ke depan. 

"Tentu ini menjadi evaluasi kami khususnya, bahwa peristiwa bullying ini tidak boleh terjadi. Apalagi sampai menyebabkan korban," ucap dia.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Bullying Setelah Siswi MTs Sukabumi Meninggal, Surat Curhat Jadi Petunjuk

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, pihak kepolisian langsung bergerak setelah menerima laporan dari keluarga korban. 

"Kita baru saja sudah menerima laporan (LP) dari keluarganya," ucap Hartono, Rabu.

Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan sebuah surat tulisan tangan yang diduga ditulis oleh korban sebelum meninggal dunia. 

Surat tersebut berisi curahan hati korban mengenai tekanan dan perlakuan bullying yang diterimanya di lingkungan sekolah. 

"Langsung kami melakukan penyelidikan bullying terhadap korban," kata Tono. 

Jenazah korban telah dimakamkan pada Rabu (30/10/2025) pagi. Pihak kepolisian pun mendalami saat ini tengah mengumpulkan bukti-bukti lainnya.

"Perkembangan selanjutnya nanti kami sampaikan. Ini baru masuk LP dari keluarganya," tutup Tono. 

Peristiwa tragis tersebut, korban sempat menuliskan surat tangan yang berisi curahan hati terkait pengalaman yang dialaminya di sekolah. 

Dalam surat itu, korban menyebutkan dirinya sering menjadi sasaran bullying.

Sekretaris Pemerintah Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Dede Nuryadin, mengatakan dari lokasi kejadian ditemukan surat tulisan tangan yang berisi curahan hati dan permohonan maaf korban kepada ibunya dan juga gurunya di sekolah. 

Surat tersebut telah diamankan pihak kepolisian untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.

"Untuk isi suratnya sedang didalami oleh pihak kepolisian. Semua barang bukti sudah dibawa untuk proses pemeriksaan," ujar Dede Nuryadin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved