Penjelasan BMKG soal Fenomena Busa Hitam Melayang di Subang: Bukan Aktivitas Atmosfer
Teguh Rahayu menjelaskan bahwa berdasarkan kajian awal dari aspek meteorologi, fenomena tersebut tidak sesuai dengan pola pembentukan awan
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Fenomena busa berwarna hitam yang terekam melayang di langit Subang, Jawa Barat, dan viral di media sosial, dipastikan bukan merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca atau aktivitas atmosfer.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Jabar, Teguh Rahayu, menyatakan bahwa secara ilmiah, busa tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, seperti limbah industri atau aktivitas manusia lainnya.
Teguh Rahayu menjelaskan bahwa berdasarkan kajian awal dari aspek meteorologi, fenomena tersebut tidak sesuai dengan pola pembentukan awan atau cuaca pada umumnya.
"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola ketinggian dan karakteristik tertentu yang bisa diidentifikasi citra satelit dan radar cuaca BMKG," kata Rahayu dalam keterangan resminya, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, kondisi cuaca di Subang pada 27 Oktober lalu secara umum hanya berawan, dengan awan hujan terpantau di sebagian wilayah selatan pada sore hari.
Sementara pada 28 Oktober, cuaca didominasi awan tebal hingga hujan ringan. Pola angin pada periode tersebut juga tergolong normal.
Baca juga: Misteri Busa Hitam di Langit Subang, DLH Jabar: “Kami Tindak Lanjuti”
"Kondisi angin pada 27 Oktober itu berdasarkan alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi) angin bertiup dominan dari timur-selatan dengan kecepatan maksimum 26.1 km per jam," jelasnya.
Berangkat dari analisis meteorologi tersebut, Rahayu menegaskan bahwa busa hitam itu lebih mungkin terbentuk dari material ringan di permukaan yang kemudian terangkat oleh angin, misalnya busa atau bahan limbah.
"Fenomena yang tampak berupa busa hitam itu lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, misalnya dari proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin," tegas Rahayu.
Meski demikian, BMKG Jabar menyarankan agar investigasi lebih lanjut dilakukan oleh instansi yang berwenang.
"Untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat," tutupnya.
BMKG Jabar menyatakan siap memberikan dukungan data jika diperlukan untuk kajian lebih lanjut.(*)
| Misteri Busa Hitam di Langit Subang, DLH Jabar: “Kami Tindak Lanjuti” |
|
|---|
| BMKG Ungkap Penyebab Panas Menyengat dalam Beberapa Hari Ini, Bakal Berlangsung sampai Akhir Oktober |
|
|---|
| Fenomena Bola Api dan Dentuman Keras Gegerkan Majalengka-Cirebon, BMKG: Bukan dari Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| WASPADA: BMKG Sebut Musim Hujan Datang Lebih Cepat, Curah Hujan di Jabar Akan di Atas Normal |
|
|---|
| Jadwal Gerhana Bulan Total "Blood Moon" 7 September 2025 di Indonesia, Mulai Pukul 10 Malam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/56-degrees_20170811_130825.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.