Fenomena Bola Api dan Dentuman Keras Gegerkan Majalengka-Cirebon, BMKG: Bukan dari Cuaca Ekstrem

Peristiwa langka ini diduga kuat berasal dari benda langit atau meteor yang memasuki atmosfer.

Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Ravianto
dok warga
CAHAYA MISTERIUS - Cahaya merah yang diambil dari di Padaherang, Kec. Sindangwangi, Majalengka, Minggu 5 Oktober 2024. Dok. Istimewa 

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA – Warga di wilayah Majalengka dan Cirebon dihebohkan oleh penampakan fenomena langit cahaya misterius berwarna hijau kemerahan yang melintas cepat di langit, diikuti oleh dentuman keras pada Minggu (5/10/2025) malam sekitar pukul 18.45 WIB.

Peristiwa langka ini diduga kuat berasal dari benda langit atau meteor yang memasuki atmosfer.

Dentuman Keras Sebabkan Getaran Kuat 

Laporan awal datang dari Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka.

Warga menyaksikan cahaya terang berbentuk bola api besar yang bergerak cepat dari barat ke timur. 

Tak lama setelah itu, dentuman keras terdengar dan menimbulkan getaran yang kuat.

Baca juga: Bukan Petir! Fenomena Bola Api Hijau Kemerahan di Langit Majalengka Ramai Diperbincangkan Warga

“Cahayanya cepat sekali, seperti bola api besar. Setelah itu langsung terdengar dentuman keras. Kaca rumah sampai bergetar, dikira gempa. Banyak warga keluar rumah,” kata warga setempat, Aceng Kurniawan, Senin 6 Oktober 2025.

Fenomena serupa juga dilaporkan oleh warga di beberapa kecamatan di wilayah timur Cirebon, seperti Lemahabang.

Dentuman tersebut mengundang keheranan karena terjadi saat langit tampak cerah dan tidak ada hujan.

BMKG Pastikan Bukan Aktivitas Meteorologis

Menanggapi laporan yang meresahkan masyarakat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati segera melakukan pengumpulan data awal.

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, memastikan bahwa dentuman tersebut bukan disebabkan oleh aktivitas cuaca ekstrem seperti petir atau badai.

"Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon pada waktu kejadian," jelas Fuad.

Ia menambahkan, BMKG juga belum mencatat adanya aktivitas meteorologis maupun getaran signifikan.

Fuad menjelaskan bahwa fenomena yang diduga berasal dari meteor atau benda langit bukan ranah kewenangan BMKG, melainkan lembaga seperti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), karena BMKG tidak memiliki instrumen khusus untuk mendeteksi pergerakan benda langit.

BMKG Kertajati saat ini terus memantau informasi dan laporan warga untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai sumber pasti dari cahaya dan dentuman keras yang menggegerkan dua wilayah tersebut.(*)

Laporan Kontributor Adim Mubaroq 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved