Jalur Kereta, Bangunan, dan Trotoar: Dedi Mulyadi Mau Pangandaran Punya Konsep Arsitektur Sendiri

Upaya ini menjadi bagian dari langkah strategis Pemprov Jabar dalam mengembangkan wilayah selatan agar tidak hanya maju secara fisik.

|
dokumen pribadi
Kondisi pembangunan Jembatan Sodongkopo di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat yang berada di atas parkiran perahu nelayan. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan komitmennya untuk memacu pembangunan infrastruktur sekaligus memperkuat identitas kesenian di Kabupaten Pangandaran.

Upaya ini menjadi bagian dari langkah strategis Pemprov Jabar dalam mengembangkan wilayah selatan agar tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga memiliki kekhasan budaya yang menonjol.

Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menyatakan akan memberikan dukungan penuh bagi pengembangan jalur kereta api yang menghubungkan kawasan Jawa Barat hingga ke Pangandaran, yakni rute Banjar-Pangandaran-Cijulang.

Menurutnya, peningkatan infrastruktur transportasi akan menjadi fondasi penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka ruang lebih luas bagi pengembangan seni lokal.

KDM menilai bahwa ketika konektivitas wilayah sudah optimal, maka langkah selanjutnya adalah memunculkan potensi seni yang dimiliki masyarakat Pangandaran.

Ia menilai seni bisa menjadi daya tarik sekaligus identitas khas daerah yang membedakan Pangandaran dari daerah lain di Jawa Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan KDM saat menghadiri Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Pangandaran ke-13 yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD Pangandaran pada Sabtu (25/10/2025).

MILANGKALA - Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi di halaman Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran, Sabtu 25 Oktober 2025.
MILANGKALA - Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi di halaman Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran, Sabtu 25 Oktober 2025. (Padna/Tribun Jabar)

"Masyarakat Pangandaran ini sebenarnya cukup menarik, mereka punya bakat seni yang lumayan," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyoroti keunikan karakter masyarakat Pangandaran yang dinilainya mirip dengan masyarakat Bali, daerah yang dikenal luas karena kekuatan seni dan budayanya.

Ia menyebut, semangat kreatif dan nilai estetika yang melekat pada kehidupan masyarakat Bali patut menjadi inspirasi bagi Pangandaran untuk menonjolkan sisi seninya.

Dedi menilai bahwa salah satu hal yang masih belum menonjol di Pangandaran adalah karakter seni yang terintegrasi dalam tata ruang serta desain bangunan publik.

Ia mencontohkan bagaimana di Bali, nilai seni bukan sekadar ekspresi, tetapi menjadi napas yang menghidupi setiap elemen ruang publik.

“Mulai dari gerbang, jalan, trotoar, hotel, hingga tepi pantai, semuanya bernuansa seni, bahkan branding-nya pun berkarakter seni,” katanya.

NIKMATI PANTAI - Dok Padna Tribun Jabar, Suasana aktivitas Wisatawan pada sore hari di Pantai Barat Pangandaran, Jumat 17 Oktober 2025
NIKMATI PANTAI - Dok Padna Tribun Jabar, Suasana aktivitas Wisatawan pada sore hari di Pantai Barat Pangandaran, Jumat 17 Oktober 2025 (Tribun Jabar/ Padna)

Untuk mewujudkan hal serupa, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan konsep tata bangunan khusus yang menyesuaikan dengan identitas lokal Pangandaran.

KDM ingin agar penataan ruang di wilayah tersebut memiliki gaya yang seragam namun tetap mencerminkan nilai artistik dan kearifan lokal.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved