13 Murid SD Alami Gejala Keracunan, Program MBG di Kesenden Cirebon Dihentikan Sementara

Distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, untuk sementara dihentikan. 

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
eki yulianto/tribun jabar
SPPG - Foto arsip ilustrasi yang menunjukkan aktivitas packing Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kejaksan Kesenden, Kota Cirebon. Distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, untuk sementara dihentikan.  

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, untuk sementara dihentikan. 

Kebijakan ini diambil setelah 13 murid SD di wilayah tersebut mengalami gejala mual dan sakit perut usai menyantap menu MBG pekan lalu.

Namun Pemerintah Kota Cirebon belum dapat menyimpulkan penyebab pasti gangguan kesehatan tersebut, termasuk kaitannya dengan menu MBG yang dibagikan pada Rabu (22/10/2025).

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, mengatakan pihaknya belum menerima laporan resmi terkait penghentian sementara pendistribusian makanan.

Namun ia memastikan bahwa sampel makanan sudah dibawa ke Bandung untuk diuji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

“Belum tentu dari MBG. Sampelnya sudah dibawa ke Bandung untuk diuji di lab dan kita tunggu hasil dari provinsi."

“Saya juga belum dapat laporan dari Kadinkesnya, jadi kita tunggu dulu. Dari hasil provinsinya seperti apa, baru nanti diputuskan,” ujar Edo usai memimpin upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Balai Kota Cirebon, Selasa (28/10/2025).

Baca juga: Juru Parkir Liar dan Pak Ogah Menjamur di Kompleks Pemkab Bandung, Ini Respons Bupati Dadang

Edo mengatakan bahwa langkah penghentian sementara yang dilakukan oleh pihak penyedia program atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) merupakan bentuk kehati-hatian sambil menunggu hasil laboratorium.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Cirebon, dr Siti Maria Listiawaty, menjelaskan bahwa sampel makanan sudah dikirim ke Bandung dan hasil uji laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu satu hingga dua minggu.

"Dari situ baru bisa diketahui apakah ada kandungan mikroorganisme penyebab keracunan atau tidak,” ucapnya.

Meski hasil uji belum keluar, Dinkes tetap melakukan evaluasi bersama pihak SPPG agar distribusi makanan di lapangan menjadi lebih aman dan higienis.

Menurut Maria, salah satu catatan penting dari hasil pemantauan Dinkes adalah beberapa murid menyimpan makanan terlalu lama sebelum dikonsumsi, sehingga berpotensi menimbulkan gejala sakit.

"Kalau dibiarkan lama, makanan bisa basi dan menyebabkan gejala sakit. Jadi harus langsung dikonsumsi,” jelas dia.

Pihak penyedia program juga telah menindaklanjuti rekomendasi dengan mempercepat pengiriman makanan ke sekolah-sekolah agar murid bisa langsung makan saat jam istirahat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved