Java Halu Coffee, Produk Kopi Hasil Usaha Rani Mayasari yang Mendunia Berkat Digitalisasi

Rani Mayasari bersama kelompok taninya berhasil kembangkan usaha kopi hingga mampu mendistribusikannya secara B to B maupun end user.

@javahalucoffeefarm
DIGITAL - Sejumlah produk kopi Java Halu Coffee yang mampu mendunia berkat upaya pemasaran melalui berbagai kanal, salah satunya memanfaatkan sarana digital. 

TRIBUNJABAR.ID - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu penyangga ekonomi dalam negeri di Tanah Air.

Pentingnya keberadaan UMKM membuat pemerintah terus berupaya mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan digitalisasi sebagai salah satu media atau alat yang bisa membantu menggerek perkembangan usaha mereka.

Di era digital ini banyak sekali cara yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha dalam mempromosikan dan memasarkan, baik melalui pendampingan langsung oleh pemerintah, maupun melalui marketplace, aplikasi kiriman instan daring, hingga meda sosial. 

Salah satu pelaku usaha yang sudah mampu memanfaatkan digitalisasi dengan baik adalah Rani Mayasari, petani kopi di Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

Sosok pelaku usaha UMKM kopi Rani Mayasari
UMKM KOPI- Sosok Rani Mayasari, pelaku UMKM di bidang kopi yang mampu memproduksi Java Halu Coffee hingga dikenal secara internasional.

Rani Mayasari bersama kelompok taninya berhasil mengembangkan usaha kopi hingga mampu mendistribusikannya ke berbagai kalangan, baik B to B maupun end user.

Pasarnya pun terbilang sangat luas hingga menjangkau belahan dunia seperti pasar Amerika, Eropa dan Asia. Jangan sebut pasar nasional, karena produk kopi Rani yang bernama Java Halu Coffee sudah menjangkau sebagian besar pasar kopi nasional.

"Dari seluruh transaksi hampir 90 persen sudah menggunakan digital, baik (ritel) offline apalagi yang online, sudah pasti memanfaatkan digital payment," ujar Rani kepada Tribunjabar.id dalam wawancaranya belum lama ini.

Perempuan 45 tahun ini menyebutkan bahwa kehadiran media digitat sebagai alat promosi dan pembayaran sudah jelas sangat membantu membuat usahanya naik kelas ke level lebih tinggi.

Salah satu alasannya, kata Rani, karena produknya bisa dikenal secara cepat dan transaksi bisa dilakukan dengan sangat mudah.

Tak heran karenanya jika setelah memanfaatkan media digital ini, produk Java Halu Coffee berkembang lebih pesat hingga pemasarannya bisa menjangkau global, tak hanya di lingkup lokal.

Baca juga: Jelang Nataru, Inflasi di Kota Bandung Masih Terkendali Meski Harga Cabai Tinggi

Hebatnya, Rani mengembangkan usaha kopinya dari mulai nol hingga produk jadi. Rani berama kelompok taninya menanam sendiri biji kopi berjenis arabika di Gunung Halu, KBB, kemudian melakukan pengolahan di dua tempat berbeda yaitu di Mekarwangi dan Padalarang untuk kemudian didistribusikan ke konsumen, baik korporat maupun individu.

Proses seperti ini, menurut Rani, jauh lebih memangkas harga dan waktu distribusi dibanding harus melibatkan pihak ketiga.

"Memang harus diakui kendala distribusi dari hulu ke hilir ini tidak mudah karena banyak sekali rintangan dan kesuitannya, apalagi medan kebun kopi di Gunung Halu bukanlah medan yang mudah dilalui," katanya.  

Proses pengeringan kopi Java Halu Coffee di Gunung Halu, KBB.
PENGERINGAN KOPI - Proses pengeringan kopi Java Halu Coffee di Gunung Halu, KBB. (@javahalucoffeefarm)

Untuk menjaga distribusi dari hulu ke hilir ini, Rani pun terus berupaya "mendigitalisasi" kelompok taninya. Sebab menurutnya, digitalisasi bagi pelaku usaha sudah merupakan sebuah keniscayaan yang dibutuhkan di era kekinian.

"Memang tidak mudah, butuh kesabaran, karena kami harus mengajari bagaimana menggunakan transaksi digital kepada para petani yang rata-rata perempuan dan sudah berumur. Namun alhamdulillah meski butuh waktu tapi rata-rata kini para petani di kelompok saya sudah paham dengan transaksi digital, QRIS, dan lain sebagainya, karena mereka harus paham bahwa sekarang ini KTP saja sudah digital, ngurus BPJS, pajak, bayar, apapun sudah digital," kata Rani.

Rani mengaku dengan kelompok tani yang sudah paham dengan digitalisasi, maka kini proses produksi kopi punjauh lebih mudah dilakukan dari mulai produksi awal hingga akhir atau sampai ke tangan konsumen.

Tak heran dengan kemampuan Rani mendigitalisasi pemasaran produk dan jaringan penjualannya, ia mampu mengekspor produknya ke luar negeri dan juga mengisi kebutuhan dalam negeri.

"Pasar produk Java Halu Coffee 90 persen luar negeri dan 10 persen dalam negeri," ujar Rani.

Karena keberhasilannya dalam memproduksi kopi, tempat produksi Java Halu Coffee di Gunung Halu kini sering didatangi jaringan digital Rani yang terhubung melalui akses pesan instan, marketplace, maupun medsos. 

Bahkan tak sedikit sisatawan pecinta kopi sengaja menggelar boot camp demi melihat produksi kopi Rani dari awal hingga proses akhir menjadi kopi yang bisa dinikmati. (*)

Dorong Literasi Digital

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, mengatakan bahwa bagi pelaku usaha, digitalisasi ini mutlak diperlukan untuk memperluas jangkauan usahanya.

Dengan media digital, orang dari seluruh penjuru dunia bisa bertransaksi dengan mudah tanpa harus bertemu, tanpa harus datang ke tempat penjual, hingga pengiriman yang dipermudah melalui hadirnya logistik.

Terlebih lagi, kata Acu, bagi pelaku usaha yang membutuhkan jalur distribusi singkat dari hulu ke hilir. Sebab, melalui proses digital, maka proses distribusi hulu ke hilir bisa dilakukan secara langsung antara produsen dan konsumen tanpa melalui perantara atau agen. 

"Tentunya akan lebih meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen dan bisa menghemat pengeluaran bagi konsumen," katanya.

Namun demikian, Acuviarta menyebutkan bahwa pengguna digital pelaku usaha, khususnya UMKM di Tanah Air, masih relatif kecil yaitu baru mencapai 30 persen.

Literasi digital, menurut Acuviarta, menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan pemerintah dan pihak terkait dimana edukasi yang dilakukan tidak hanya menyasar produsen atau pelaku usaha, namun juga masyarakat itu sendiri sebagai konsumen. 

"Karena itu saya sangat berharap pemerintah dan pihak terkait terus mendorong literasi kepada para pelaku usaha dan masyarakat tentang digital," katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved