Lalu, Agats jadi yang paling akhir melihat puncak GMC.
Kontak akhir paling awal akan terjadi di Tais, Bengkulu yang terjadi pukul 15.06 WIB dan waktu kontak akhir paling akhir akan terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara, pada pukul 17.31 WITA.
Adapun saat membandingkan selisih waktu antara kontak akhir dan waktu kontak awal di setiap kota, diketahui bahwa durasi gerhana paling sebentar akan terjadi di Kepanjen, Jawa Timur selama 3 menit 17,1 detik.
Durasi gerhana paling lama akan terjadi di Sabang, Aceh selama 2 jam 27 menit 11,1 detik.
Lantas, apakah GMC ini juga dapat teramati di Jawa Barat?
Masih menurut rilis BMKG, GMC 21 Juni 2020 ini akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi
berupa.
• Fenomena Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Apakah Dapat Teramati dari Jabar? Ini Kata Ahlinya
Yang mana, GMC itu teramati sebagai gerhana matahari sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.
Sementara itu, di 83 pusat kota lainnya, yaitu dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, sepuluh kota Jawa Tengah, dan tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (terkecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta,
dan DI Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari
0.
Hal senada juga sempat diungkapkan oleh Staf Peneliti Bosscha, Yatni saat dikonfirmasi Tribun Jabar melalui sambungan telpon pada Rabu (17/6/2020).
Dia mengatakan, pengamatan gerhana matahari cincin hanya bisa disaksikan di daerah Aceh, Sumatera, dan Kalimantan, itu juga hanya 13 persen pada saat puncaknya.
Sedangkan di wilayah lain Seperti di Sulawesi, Ambon, dan Maluku, terutama di Maluku Utara, gerhana matahari cincin pada puncaknya 30 persen menutupi matahari.
Yatni menjelaskan fenomena alam gerhana matahari cincin untuk wilayah Bandung dan Jakarta tidak akan bisa diamati.
"Gerhana matahari cincin nanti pada tanggal 21 Juni mendatang, sayangnya tidak bisa diamati di Bandung dan Jakarta."
"Indonesia hanya sebagian dan itu pun sebagian kecil, hanya 13-20 persen itu juga bisa diamati di wilayah Aceh, Sumatera dan Kalimantan, " ujar Yatni.