Menuju Kemandirian Energi Nuklir: ITB dan Thorcon Power Mulai Riset Fase II Molten Fuel Salt
ITB dan PT Thorcon Power Indonesia melakukan MoU penelitian dan pengembangan Fase II Molten Fuel Salt untuk Bahan Bakar Nuklir
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Molten Fuel Salt atau campuran garam cair yang digunakan sebagai medium sekaligus bahan bakar dalam reaktor nuklir tipe molten salt reactor (MSR), berpotensi menjadi solusi bahan bakar nuklir masa depan berkat efisiensi tinggi, keamanan pasif, dan kemampuan daur ulangnya.
Teknologi ini memungkinkan reaktor beroperasi pada suhu tinggi dan tekanan rendah, mengurangi risiko kecelakaan serta menghasilkan energi lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam proyek PLTN Thorcon 500, Molten Fuel Salt menjadi kunci menuju sistem energi nuklir yang lebih aman dan efisien.
Melihat potensi tersebut, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama PT Thorcon Power Indonesia mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama penelitian dan pengembangan Fase II Molten Fuel Salt untuk Bahan Bakar Nuklir pada Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Thorcon 500.
Kegiatan ini menandai kelanjutan kolaborasi strategis antara dunia akademik dan industri dalam mendukung pengembangan teknologi energi nuklir yang inovatif dan berkelanjutan di Indonesia.
Dosen dari Kelompok Keahlian Rekayasa Katalisis dan Sistem Pemroses, Fakultas Teknik Industri (FTI) ITB, Jenny Rizkiana, mengatakan, MoU ini tindak lanjut pada Proyek Kelasa-1 yang dilaksanakan pada bulan Mei lalu.
"Apa yang kita lakukan hari ini adalah perjanjian kerjasamanya. Jadi, detail-detail yang akan dilaksanakan tertuang dalam fase kedua. Pada tahap satu kita menggarap penelitian yang berfokus pada pemurnian garamnya. Pada tahap dua ini kita coba besarkan skalanya," ujarnya, saat ditemui di Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (28/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya berupaya memperbesar skala melalui proses yang lebih luas.
Harapannya, jika langkah tersebut berhasil, maka pada tahap berikutnya ketika PT Thorcon Power Indonesia mengembangkan sistem yang lebih besar, teknologi yang digunakan akan lebih mudah disetujui karena sebelumnya mereka sudah memiliki sistem berskala pilot.
"Targetnya tahun 2032 sudah bisa diimplementasikan. Harapannya Indonesia tidak hanya jadi pengguna, tapi juga berkontribusi pada teknologi nuklir,” katanya.
Pihaknya pun bersama PT. Aimtopindo Nuansa Kimia telah menyediakan laboratorium di Jatinangor dan akan dioperasikan setelah generator pendukung selesai dibangun.
“Kami ingin hasil riset ini juga memperkaya pembelajaran mahasiswa," tuturnya.
Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran ITB sekaligus dosen dari Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi, Prof. Dr. Ing. Zulfiadi, mengatakan, molten fuel salt pada tahap pertama, difokuskan proses pembelajaran untuk melelehkan garam dan mengarahkan gas hidrogen.
Sementara itu, pada tahap kedua, kegiatan difokuskan pada proses pemurnian, yang sebelumnya dilakukan dalam skala kecil dengan satu vessel.
Institut Teknologi Bandung (ITB)
PT Thorcon Power Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Thorcon 500.
Molten Fuel Salt
Thorcon Power
energi nuklir
Tribunjabar.id
| Fraksi PDIP DPRD Kota Bandung Soroti Keterlibatan Publik Dalam Pembahasan Empat Raperda |
|
|---|
| Komisi I DPRD Bandung Soroti Pentingnya Sosialisasi Perda Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat |
|
|---|
| Fraksi Golkar DPRD Kota Bandung Sambut Baik Pembahasan Empat Raperda, Ini Alasannya |
|
|---|
| Raperda PPKS Mulai Dibahas Pansus 12 DPRD Kota Bandung |
|
|---|
| Wakaf Salman Siap Sediakan MCK dan Tempat Wudhu untuk Ponpes Tarbiyatul Ummah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.