Pakar Nilai MBG Tetap Relevan, Perbaikan Sistem & Edukasi Jadi Kunci Keamanan Pangan
BGN lakukan mitigasi dan pembenahan tata kelola program MBG guna meningkatkan keamanan pangan yang dikonsumsi para penerima manfaat.
Penulis: Yosephin Pasaribu | Editor: Content Writer
Guru Besar Departemen Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. R. Agus Sartono, M.B.A., menilai persoalan keracunan yang muncul belakangan ini lebih disebabkan oleh panjangnya rantai penyaluran makanan yang membuat kontrol kualitas menjadi lemah.
Menurutnya, salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah menerapkan sistem penyediaan makanan berbasis kantin sekolah, sebagaimana diterapkan di sejumlah negara maju.
“Melalui kantin sekolah, makanan dapat tersaji lebih segar dan risiko makanan basi bisa dihindari. Dengan skala kecil dan pengawasan langsung dari pihak sekolah, keamanan pangan lebih mudah dijaga,” ujar Agus Sartono dikutip dari laman UGM, Senin (06/10).
Prof. Agus menambahkan, jika model ini diterapkan, kebutuhan bahan baku dapat dipenuhi oleh UMKM di sekitar sekolah, sehingga tidak hanya memperkuat kualitas gizi, tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal.
Selain itu, dana sebesar Rp15.000 per porsi akan bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh sekolah, bukan hanya sekitar Rp7.000 seperti sistem yang berjalan saat ini.
Sebagai alternatif, dana juga bisa disalurkan langsung kepada siswa, mirip dengan mekanisme Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dengan pengawasan dari guru dan orang tua.
“Dengan cara ini, BGN cukup berperan sebagai penyusun panduan teknis dan pengawas pelaksanaan. Ini akan menekan praktik rente sekaligus memastikan program berjalan efektif,” jelasnya.
Sementara itu, Pakar Endokrin Anak dari RSCM Jakarta, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) Subsp. End., FAAP, FRCPI (Hon.), menegaskan bahwa MBG adalah program strategis yang harus dipertahankan.
Menurutnya, sekolah merupakan tempat paling ideal untuk memastikan anak-anak memperoleh asupan gizi yang baik dan seimbang, mengingat sebagian besar waktu mereka dihabiskan di lingkungan sekolah.
“Programnya jangan dihilangkan. Mari kita kawal agar berjalan baik dan tepat sasaran. Dengan pengawasan serius, MBG bisa menjadi langkah penting melawan stunting, obesitas, hingga diabetes pada anak-anak Indonesia,” tegas Prof. Aman pada awak media di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2025).
Baca juga: Peran Ahli Gizi Dalam Penyelenggaraan MBG
| Sosialisasi Program MBG di Karawang: Wujud Sinergi Menuju Generasi Emas Indonesia |
|
|---|
| Sosialisasi Program Makan Bergizi Dorong Kesadaran Gizi Masyarakat di Purwakarta |
|
|---|
| Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Bekasi Dorong Peningkatan Gizi Anak Sinergi Multi Sektor |
|
|---|
| Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Bekasi Dorong Peningkatan Gizi Anak Bangsa |
|
|---|
| Sosialisasi Program MBG di Leuwiliang Dorong Partisipasi Masyarakat untuk Perbaikan Gizi Nasional |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.