Banjir Rob, Warga Eretan Indramayu Ingin Dibuatkan Tanggul, Pemerintah Justru Buat Rumah Panggung
Inisiatif dari pemerintah tersebut justru dinilai oleh warga bukan sebagai solusi. Apalagi untuk merealisasikan inisiatif tersebut butuh biaya besar
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Warga Eretan di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu ingin pemerintah membuatkan tanggul sungai di desa mereka untuk atasi bencana banjir rob.
Tapi pemerintah punya inisiatif lain untuk atasi bencana ini, yakni dengan relokasi rumah hingga membuat rumah panggung untuk warga yang enggan direlokasi.
Inisiatif dari pemerintah tersebut justru dinilai oleh warga bukan sebagai solusi. Apalagi untuk merealisasikan inisiatif tersebut butuh biaya yang tidak akan sedikit dan akan sangat membebani anggaran pemerintah.
Baca juga: Kisah Sukirwan dan Perahu Eretan di Kali Ciliwung Tarif Seikhlasnya Bertahan di Tengah Kota Jakarta
“Sehingga kami nilai rumah panggung ini bukan solusi dan tidak akan mengatasi akar masalah Desa Eretan Wetan yang terendam,” Tokoh masyarakat Desa Eretan Wetan, Supriyanto (40), Kamis (7/8/2025).
Supriyanto menilai, pemerintah gagal paham soal kondisi banjir di Desa Eretan Wetan dan Desa Eretan Kulon.
Lingkungan tersebut, kata Supriyanto memang nyaris setiap hari terendam banjir rob. Kondisi ini sudah terjadi selama puluhan tahun.
Ketinggian air pun bervariatif, paling tinggi sekitar 1 meter. Banjir itu biasa datang pagi hari kemudian surut kembali saat sore hari.
Sehingga, lanjut dia, banjir yang terjadi di desa tempat tinggalnya tersebut bukan seperti pemukiman yang hilang tenggelam oleh banjir yang memerlukan akses perahu sehingga membutuhkan rumah panggung.
Supriyanto dalam hal ini turut menyayangkan soal inisiatif dari pemerintah ini. Padahal, dari awal warga sudah menyampaikan bahwa yang dibutuhkan hanya pembuatan sungai saja.
Pemerintah daerah sendiri saat audiensi dengan warga ketika melakukan kunjungan beberapa waktu lalu juga setuju dengan usulan tersebut.
Mereka bahkan turut menghitung total tanggul yang dibutuhkan untuk atasi banjir rob, yakni kurang lebih sepanjang 6,5 kilometer.
“Tapi kenapa saat pak Bupati kemarin bertemu dengan pak Gubernur tidak disampaikan bahwa akar masalah banjir karena luapan air dari sungai dan malah yang dibahas soal rumah panggung,” ujar dia.
Supriyanto memahami pembuatan tanggul perlu anggaran besar, tapi akan jauh lebih besar lagi anggaran yang dikeluarkan untuk pembuatan rumah panggung.
Apalagi jika dihitung dari jumlah rumah yang terdampak karena jumlahnya mencapai ribuan rumah.
Warga sendiri sempat menyarankan minimalnya pembuatan tanggul sungai di desa mereka bisa dilakukan secara manual untuk menekan anggaran, warga pun siap membantu dengan gotong royong.
“Jadi yang kita butuhkan itu tanggul sungai, karena dari situ lah air masuk kemudian meluap ke pemukiman. Kami punya keyakinan jika ada tanggul ini akan mengatasi masalah banjir secara keseluruhan,” ujar dia.
Di sisi lain, Supriyanto menjelaskan alasan warga enggan direlokasi. Menurutnya, tawaran relokasi itu tidak disertai secara detail terkait nasib rumah mereka yang selama ini ditinggali jika direlokasi.
Baca juga: DPRD Indramayu Janji Evaluasi Lucky Hakim Terkait Banjir Rob, Setelah Warga Eretan Wetan Berdemo
Belum lagi soal status kepemilikan rumah bantuan relokasi tersebut, waktu relokasinya kapan, serta di mana lokasinya.
“Selain itu warga juga kan terikat dengan pekerjaan, pekerjaan kami di situ. Kalau direlokasi khawatirnya lokasinya itu jauh dan menyulitkan warga untuk bekerja,” ujar dia.
Inisiatif rumah panggung ini sebelumnya terungkap saat Bupati Indramayu Lucky Hakim melakukan pertemuan strategis dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kepada Dedi Mulyadi, Lucky Hakim menjelaskan soal kondisi warga yang tidak mau pindah untuk relokasi.
Dedi Mulyadi pun menyarankan mereka yang tidak mau pindah sebaiknya dibuatkan rumah panggung saja.
“Berarti nyambung dengan BNPB, kemarin saya juga sudah cerita (rumah panggung),” ujar Lucky Hakim dalam pertemuan itu.
Lucky sendiri juga menjelaskan bahwa untuk pembuatan rumah panggung ini butuh anggaran yang besar karena jumlah penduduk di Eretan yang enggan direlokasi nyaris ribuan rumah.
Dedi Mulyadi pun menimpali bahwa hal itu jangan dijadikan kendala.
“Gak papa bisa dianggarkan dalam 3 tahun anggaran,” jawab Dedi Mulyadi.
Baca juga: Warga Eretan Wetan Indramayu Murka Tak Ada Solusi Banjir Rob, Sebut DPRD Cuma Turu
MQ Iswara Usul Perda Khusus Kawasan Strategis di Jabar, Apresiasi Ketegasan KDM Benahi Tata Ruang |
![]() |
---|
Cara Daftar Akun Aplikasi Nyari Gawe Pemprov Jabar, Lengkap Cari Info Loker hingga Melamar Kerja |
![]() |
---|
Ratusan Warga Rasakan Manfaat Bale Pananggeuhan |
![]() |
---|
Aktivis Diteror Usai Suarakan Isu Truk Tambang di Bogor, Dedi Mulyadi Pasang Badan hingga Ultimatum |
![]() |
---|
Respons Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Soal Program Dedi Mulyadi Seribu Sehari, Singgung TKD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.