Kisah Perjuangan Tembus Perguruan Tinggi

Kisah Eifie, Atlet Disabilitas Anak Tukang Kayu Diterima Kuliah Gratis di UGM, Prestasinya Mentereng

Inilah kisah Eifie Julian Hikmah, seorang atlet disabilitas yang bisa kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM).

UGM
DITERIMA UGM - Inilah kisah Eifie Julian Hikmah, seorang atlet disabilitas yang bisa kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM). 

“Kompetisi di Palembang (Pekan Paralimpik Pelajar Nasional 2023) juga berkesan buatku. Ternyata aku bisa lompat jauh dan malah bawa pulang emas dari sini,” katanya sambil tersenyum.

Impian Kuliah di UGM Terwujud

Sejak menjadi siswi di SMAN 2 Keidri, Eifie sudah mulai tertarik dengan pelajaran akuntansi.

Sementara ketertarikannya pada UGM bermula secara tidak sengaja.

“Waktu itu lihat video PPSMB Palapa di media sosial. Aku langsung bilang mau kuliah di UGM, pakai almamater karung goni, dan nyanyi lagu PPSMB (Pionir saat ini),” kenangnya.

Perjalanan menuju kampus impiannya itu tidak mulus begitu saja.

Ia sempat gagal di jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dan ditolak di Ujian Mandiri UGM.

Ketika pengumuman PBU tiba, Eifie ternyata diterima. Ia pun langsung memeluk ibunya. 

“Harapannya, nanti bisa jadi akuntan atau auditor di perusahaan yang menjanjikan atau melanjutkan karier sebagai paraatlet,” mimpi Eifie. 

Selain fokus kuliah, Eifie ingin saat kuliah bisa aktif berorganisasi, ikut berbagai lomba, hingga menjajal program magang. 

Ia juga bertekad untuk tetap berlatih atletik tiga kali seminggu dengan meminta program latihan mandiri kepada pelatih.

Ia sadar harus lebih pandai membagi waktu agar mimpi untuk bertanding di ajang internasional tidak berhenti sebagai angan-angan. 

“Aku mau mecahin rekor pribadi dan ngalahin lawan-lawan yang selama ini susah dikalahkan,” tuturnya bersemangat.

Ketika ditanya pesan untuk anak muda lainnya, Eifie menekankan pentingnya menjadi seseorang yang berpendidikan.

Menurutnya, pendidikan membantu seseorang memiliki prinsip dan mampu mengambil keputusan dengan lebih bijak.

Semua itu bisa dimulai dengan menggali minat dan bakat, lalu mengembangkannya dari hal-hal sederhana di sekitar. 

“Nggak usah dengerin omongan orang yang menjatuhkan. Semua punya waktunya masing-masing,” pungkasnya.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved