Peretasan Data Pribadi di Jabar

Data Warga Sempat Diklaim Diretas, Pakar ITB Ungkap Kelamnya Praktik Jual Beli Data di Dark Web

Budi Rahardjo pun awalnya sempat mengatakan dugaan kebocoran data tersebut kemungkinan besar valid karena pola seperti ini lazim terjadi.

|
Tribun Jabar/Ilustrasi AI
DATA DIHACK - Foto AI ilustrasi data dijebol hacker. Diskominfo Jabar pastikan data pribadi 4,6 juta warga Jabar yang dihack tidak benar dan tetap aman. 

"Harus ada aksi, anggap saja ini kebakaran, data bocor ke mana-mana kita harus merespon terhadap itu. Kita content, kita eradicate, kita remove terus kemudian kita perbaiki apa yang perlu diperbaiki. Terus dicatat, lesson learn-nya apa, pelajarannya di kemudian hari supaya tidak terulang kembali, habis itu mundur lagi, melakukan review," katanya.

Sementara terkait jumlah 4,6 juta data yang dibobol, kata dia, sebetulnya termasuk kecil untuk skala Indonesia. Tapi yang utama bukan masalah kecil atau besarnya karena kejadian ini sudah menjadi masalah besar yang harus serius ditangani meskipun akunnya tergolong baru.

"Kalau lihat di sini akunnya baru satu month, baru di-create. Bikin akun di sini, di tempat lain dia sudah lama juga bisa jadi. Boleh jadi di tempat lain juga sudah banyak melakukan peretasan," ujar Budi.

Sedangkan untuk motifnya, menurut dia, tentunya bermacam-macam seperti pelakunya merasa bahwa ini hanya tantangan dan jika sudah berhasil dibiarkan. Kemudian yang kedua ada kepentingan lain seperti politikal.

"Misalnya kalau lagi perang menyerang website negara atau sistem negara itu ada juga. Ada yang for popular network juga ada, ingin menunjukkan namanya. Kalau menunjukkan namanya biasanya enggak nyuri gini tapi biasanya dia web-nya diretas terus dituliskan namanya setelah diretas," ucapnya.

Sementara terkait pemilihan data warga Jawa Barat yang dibobol, dia menilai karena pelakunya memilih sistem yang lemah atau mudah dieksekusi. Artinya, pelaku menargetkan Jawa Barat bukan berati kesal terhadap Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi

"Betul, (sistem lemah). Jadi dia tidak mentargetkan khusus Jawa Barat. Saya ingin titip pesan ke adik-adik yang peretas ini, kalau meretas gini jangan ngerusaklah, lebih bagus jadi security profesional karena dibutuhkan banyak talenta security profesional," kata Budi.

Ia mengatakan, jika memiliki kemampuan lebih, pelaku bisa membantu government karena hal tersebut lebih dibutuhkan, sehingga jika langkah ini dilakukan pasti akan lebih bagus.

"Kadang-kadang mereka meretas ini sudah ngasih tahu adminnya ini jelek terus adminnya cuek saja. Jadi sebenarnya dia ya gatal gitu ya adminnya enggak merespons," ujarnya.
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved