16 Sapi Perah Dikabarkan Mati Mendadak di Lembang Bandung Barat, Dokter Hewan Langsung Terjun

Kematian sapi perah tersebut tidak terjadi secara masif. Sebanyak 16 sapi perah yang mati itu merupakan data akumulasi dari bulan Januari 2025.

Tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
Dokter Hewan sekaligus Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Acep Rohimat saat melakukan pengecekan sapi perah di Desa Cikahuripan, Lembang 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Isu mengenain sapi perah yang mati mendadak beredar di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bahkan, peternak setempat mengklaim sudah ada 16 sapi perah yang mati mendadak sejak Januari 2025.

Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Acep Rohimat mengkonfirmasi jika pihaknya belum dapat memvalidasi hal tersebut. Data 16 sapi yang diklaim mati mendadak itu didapat berdasarkan keterangan dari peternak setempat. 

"Betul, berdasarkan keterangan peternak ada 16 yang mati, tapi kami tidak berani memvalidasi, karena laporan data detailnya tidak masuk kami, kalau bicara data kan harus ada bukti," kata Acep, Jumat (25/7/2025).

Acep menegaskan bahwa kematian sapi perah tersebut tidak terjadi secara masif. Sebanyak 16 sapi perah yang mati itu merupakan data akumulasi dari bulan Januari 2025.

"Sebanyak 16 ekor itu pun disebutkan bukan terjadi dalam satu waktu, melainkan akumulasi sejak awal tahun 2025," tegasnya.

Selain itu, Acep menuturkan bahwa kasus kematian sapi perah hanya terjadi di wilayah Desa Cikahuripan, Lembang. Dia pun menolak jika kasus tersebut disimpulkan sebagai wabah.

"Bisa dikatakan kejadian ini bersifat insidental. Belum bisa dikategorikan wabah, karena tidak terjadi di banyak titik, hanya satu lokasi saja. Gejalanya pun tidak ada yang aneh atau mencurigakan," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Acep, pihaknya telah terjun langsung ke lapangan sekaligus mengambil sampel darah sapi perah peternak Desa Cikahuripan, Lembang untuk dilakukan uji laboratorium. Hal itu untuk memastikan kondisi kesehatan sapi perah. Hasil laboratorium akan keluar sepekan ke depan. 

"Secara umum, ternak yang kami lihat dalam kondisi sehat. Perilaku seperti makan masih normal, fisik seperti hidung masih basah yang menandakan tidak ada gejala demam. Kami sebagai dokter hewan tidak bisa menebak penyakit tanpa hasil uji lab yang valid," ujarnya.

Sementara itu, peternak sapi perah Kampung Pojok Girang, Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Iyus (43) mengkonfirmasi adanya kasus sapi perah yang mati mendadak yang dialami pada Rabu (23/7/2025) lalu.

Menurutnya, tak ada gejala-gejala gangguan kesehatan dari sapi perah sebelum mengalami kejang hingga mati.

"Senin itu baru divaksin, Rabu sekitar jam 11 (siang) kejang terus tak lama mati," ujarnya.

Secara kasat mata, sapi yang disebut mati mendadak itu hanya mengalami pembengkakan pada bagian puting. Selain itu, produksi susu yang dihasilkan pun disebut mengalami penurunan.

"Waktu diperas itu dapat 14 liter susu, kalau normal biasanya bisa 25 liter," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved