Klaim Belanja dan Pendapatan di Atas Rata-rata Nasional, Sekda Jabar: Yang Bilang Merosot itu Hoax
Berdasarkan data yang dimiliknya, Sekda Jabar mengatakan pendapatan dan belanja Provinsi Jabar hingga Juli 2025 masih di atas rata-rata Nasional.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman menyebut informasi pendapatan serta belanja Jabar anjlok dan merosot, merupakan hoax atau kabar tidak benar.
Berdasarkan data yang dimiliknya, pendapatan dan belanja Provinsi Jabar hingga Juli 2025 masih di atas rata-rata Nasional.
Rata-rata belanja daerah secara Nasional, kata dia, berada diangka 31,81 persen dan Jabar 38,79. Kemudian pendapatan rata-rata Nasional 43,62 persen, sedangkan Jabar 44,72 persen.
"Di atas rata-rata Nasional. Hanya kita persentasenya peringkat ketiga," ujar Herman, Kamis (10/7/2025).
"Jadi yang hoax itu punteun ya, yang mengatakan belanja Jabar merosot, pendapatan anjlok. Padahal targetnya Rp31 triliun, realisasi bulan ini kebetulan dari sisi presentase daerah lain ada yang lebih bagus," tambahnya.
Herman pun menyebut jika membandingkan belanja dan pendapatan daerah Provinsi Jabar dengan Provinsi Yogyakarta dan Provinsi NTB tidak sebanding, karena fiskalnya berbeda.
"Jabar Rp31 triliun (APBD-nya) cek Yogyakarta dan NTB berapa, itu kan jauh di bawah Jabar. Jadi kita uangnya besar, ada posisi di atas (tiga Nasional) kan hebat," katanya.
Herman pun menegaskan jika setiap bulan pihaknya rutin melakukan evaluasi dengan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) agar belanja dan pendapatannya dioptimalkan. Sebab, kata dia, kalau anggaran diserap maka uang bergulir.
"Bulan depan, kita pacu pengadaan barang dan jasanya sudah mulai selesai dan dilaksanakan, pasti bisa kita kecot lagi nih, Yogyakarta dan NTB, tenang saja. Ini mah dinamis, tidak bisa setiap bulannya harus optimal, karena masih ada yang berproses pengadaan barang dan jasanya," katanya.
Sebelumnya, Pemprov Jabar menjadi sorotan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian karena capaian realisasi pendapatan dan belanja daerah APBD 2025 merosot ke posisi ketiga Nasional.
Dikatakan Tito, selama ini Provinsi Jabar selalu berada di peringkat pertama. Namun, kali ini kalah dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Dulu Jawa Barat nomor satu, sekarang Kang Dedi Mulyadi (KDM) kalah sama Ngarso Dalem Sri Sultan. Dan Pak Lalu Iqbal dari NTB sekarang di atas Jawa Barat,” ujar Tito, saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah.
Tito pun meminta agar Dedi Mulyadi dan jajarannya segera melakukan evaluasi dan percepatan realisasi anggaran.
“Gubernur Dedi Mulyadi harus bergerak cepat. Jawa Barat selama ini selalu menduduki puncak klasemen nasional dalam hal serapan APBD. Sekarang, posisinya merosot dan ini patut jadi perhatian serius,” ucapnya.
Mendagri Dorong Pemda Maksimalkan Efisiensi TKD Lewat Program Langsung ke Rakyat |
![]() |
---|
Bansos Harus Tepat Sasaran, Pemda Diminta Serius Identifikasi Kemiskinan |
![]() |
---|
Mendagri Dorong Sektor Swasta Bisa Jadi Penggerak Ekonomi di Daerah |
![]() |
---|
Dana Operasional Gubernur Jabar Disorot, Sekda Herman: Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat |
![]() |
---|
Dana Operasional Gubernur-Wagub Jabar, Sekda Tegaskan Rp 28 Miliar Kembali ke Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.