Berita Viral

Kisah Tragis Bu Tumini Belasan Tahun Tinggal di Toilet, Setahun Bayar Rp 1 Juta

Kisah pilu Tumini (47), warga yang menjadikan ponten atau toilet umum sebagai tempat tinggal, mendadak ramai diperbincangkan warganet.

|
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Ravianto
(KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH)
TINGGAL DI TOILET - Ponten umum yang diduga digunakan warga Ngagel sebagai tempat usaha dan tinggal, Rabu (2/7/2025). Inilah Kisah Tumini (47) dan ibunya yang tinggal di ponten atau toilet umum, diminta pindah setelah viral di media sosial. 

Sebagai informasi, sebelum menjadi Taman Ngagel Tirto, dulunya area ini merupakan lahan kosong untuk parkir becak. 

“Dulu ada 400 becak yang bisa parkir ini. Terus sejak era Bu Risma (Walikota Surabaya 2010-2020) diubah jadi taman,” ungkapnya.

Pihak Jasa Tirta resah, karena warga sering buang air dan kotoran lain ke Sungai Jagir.

Sebab air sungai ini akan dikelola menjadi ir besih. Sehingga dibangunlah ponten atau toilet umum ini.

Karena menjadikan toilet umum sebagai ladang pekerjaan, Tumini membayar sewa ke Jasa Tirta sekitar Rp 1 juta per tahun.

“Sebenarnya ya bahasanya bukan sewa, seperti uang rokok gitu karena tidak ditargetkan berapa gitu. Karena buat sandang pangan, ya gimana ya,” ujarnya.

Ia mengakui, sebenarnya tidak boleh menjadikan toilet umum tersebut sebagai tempat tinggal.

Sehingga ia menjaga dari subuh hingga pukul 22.00 WIB.

Awalnya, ketika malam tidak ada yang berjaga, toilet umum itu pun menjadi kotor dan tidak terawatt.

Tidak sedikit masyarakat yang buang air kecil dan besar di lantai toilet.

“Ponten ini kan tidak ada pintunya, orang nakal buang air besar, air kecil itu di pelataran. Takut pompa air itu dicuri juga. Akhirnya kita punya inisiatif (dijaga 24 jam),” tuturnya. 

Akhirnya, ibu Tumini yang sudah berusia lanjut kerap berjaga dari malam hingga pagi di ponten ditemani keponakannya. 

Baca juga: Sosok Septian Eka, Mahasiswa KKN UGM yang Tewas Tenggelam di Maluku, Tetangga Ungkap Kebaikannya

“Saya kan ada cucu, pagi jaga dia. Jadi malam ibu saya yang di sini,” terangnya. 

Kemudian, untuk menambah pendapatan, 5 tahun belakangan Tumini membuka warung sederhana yang satu atap dengan tempat tersebut. 

Kompor dan perabotan lainnya disediakan di toilet. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved