5 Wartawan Gadungan Diamankan Polisi di Sumedang, Peras Kades dengan Modus Agar Tak Diberitakan
Lima wartawan gadungan hanya bisa pasrah saat dipamerkan ke hadapan di halaman Mapolres Sumedang, Kamis (3/7/2025).
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Lima wartawan gadungan hanya bisa pasrah saat dipamerkan ke hadapan di halaman Mapolres Sumedang, Kamis (3/7/2025).
Mereka bakal mendapat hukuman yang setimpal dari penegak hukum lantaran telah melakukan pemerasan dan pengancaman terhadap Kepala Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang.
Kelima wartawan gadungan itu melakukan aksinya dengan terus meneror. Jika korbannya tidak kooperatif, para pelaku mengancam akan melaporkannya ke Inspektorat Daerah (Irda) Sumedang terkait kebobrokan manajemen BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
Baca juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bebaskan Usep yang Membeli Motor Hasil Curian di Sumedang
"Mereka dijerat pasal tindak pidana pemerasan dengan ancaman, dan atau tindak pindana penipuan, dan tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan," kata Kapolres Sumedang, AKBP Dwi Joko Harsono, Kamis.
Korban aksi mereka adalah S (60). S melaporkan kejadian yang dialaminya kepada kepolisian sehingga polisi bergerak cepat.
Aksi wartawan gadungan ini kepada S telah berlangsung 27 Mei 2025.
Kelima wartawan gadungan itu adalah AS (41) warga Kebon Kalapa, Cisarua, mengaku sebagai wartawan cetak dan onlinse; RAP (48) warga Cisarua, mengaku sebagai wartawan online; H (47) laki-laki warga Kecamatan Ganeas, mengaku sebagai wartawan media online; H (34) warga Ganeas, mengaku wartawan media online;
Terakhir, AM (57) buruh harian lepas warga Nyalindung yang mengaku sebagai wartawan cetak dan online.
Baca juga: 326 PPPK di Sumedang Dilantik, Wabup Fajar Aldila Ingatkan Tidak Mempersulit Masyarakat
"Kejadiannya berturut sejak 27 Mei 2025 di Kantor Desa Ciuyah, Cisarua. Mereka meminta uang dengan mengancam, kalau tidak ngasih akan diberitakan," ucap Dwi.
Selain itu, mereka juga meminta uang operasional untuk mengamankan nama korbannya di Inspektorat. Dalam ancamannya, kalau idak kooperatif maka pelaku akan melaporkan karena mengaku sudah punya data.
"Korban merasa dirugikan sebesar Rp 8 juta dan terus diteror dan merasa terganggu. Karena tidak kuat lagi akhirnya melaporkan ke Polres Sumedang dan kita amankan lima tersangka," ucap Dwi.
Dwi menjelaskan, motif kelima pelaku adalah ekonomi.
"Kami mengamankan lima ID card wartawan dari masing-masing pelaku, lima handphone untuk meneror, meminta, dan print out bukti transfer," kata Joko.
Mereka dijerat pasal-pasal dalam KUHP, yakni pasal 368, junto pasal 55, pasal 378, pasal 335, dengan ancama paling lama 9 tahun. (*)
Berkumpulnya Generasi Juara: Umuh Muchtar Gelar Mancing Bareng Para Legenda Persib di Sumedang |
![]() |
---|
Kematian Calon Praja IPDN Bukan karena Kekerasan, sempat Mengeluh Lemas |
![]() |
---|
IPDN Sebut Keluarga Calon Praja yang Tewas Tolak Visum, Sampaikan Bela Sungkawa |
![]() |
---|
IPDN Bantah Maulana Tewas Akibat Diksar: Dokter Sebut Henti Detak Jantung Mendadak |
![]() |
---|
Misteri Calon Praja IPDN Jatinangor Meninggal Dunia Saat Diksar, Sempat Jatuh Pingsan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.