Rombel SMA di Jabar 50 Siswa

Pengamat: Pemerintah Sebaiknya Biayai Siswa Kurang Mampu di Sekolah Swasta Dibanding Tambah Rombel

Cecep Darmawan menekankan pemerintah lebih baik membiayai siswa, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu di sekolah swasta.

SMAN 12 Cisewu Garut
JEMPUT BOLA - Foto ilustrasi yang menunjukkan kegiatan siswa SMAN 12 Garut di Kecamatan Cisewu, Garut. Cecep Darmawan menekankan pemerintah lebih baik membiayai siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu di sekolah swasta dibanding menambah rombel. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat Kebijakan Pendidikan, Cecep Darmawan, menyoroti rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambah jumlah rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri dari 36 menjadi 50 siswa.

Cecep Darmawan menilai, kebijakan tersebut pada dasarnya cukup bagus untuk memperluas kesempatan anak bersekolah di negeri, tetapi pemerintah harus memastikan kesiapan sarana dan prasarananya.

Cecep justru menekankan pemerintah lebih baik membiayai siswa, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu di sekolah swasta dibanding menambah jumlah rombel sekolah negeri.

"Saya lebih setuju program Disdik Jabar untuk membiayai siswa dari keluarga kurang mampu yang tidak tertampung di negeri, karena daya kapasitasnya terbatas untuk bersekolah di swasta," 

"Jadi, enggak apa-apa sekolah di swasta, tetapi untuk siswa dari keluarga kurang mampu dibiayai pemerintah, sehingga tidak usah menambah rombel di sekolah negeri,"  kata Cecep Darmawan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (2/7/2025).

Baca juga: SMAN 12 di Cisewu Garut Jemput Bola Demi Cegah Anak Putus Sekolah, Aturan Rombel Tak Berpengaruh

Cecep menilai program semacam itu lebih baik dimaksimalkan dibanding menambah rombel di sekolah negeri, karena berkaitan efektivitas pembelajaran akibat populasi tiap rombel terlalu padat.

Menurutnya jumlah 50 siswa untuk setiap rombel terlalu padat dan membuat tugas guru semakin berat, karena harus bisa meladeni banyaknya siswa dalam satu rombel tersebut.

"Pemerintah juga harus memerhatikan menurunnya siswa baru di sekolah swasta, dan program untuk membiayai siswa kurang mampu di sekolah swasta akan membuat mereka hidup," kata Cecep Darmawan.

Cecep menyampaikan jika pemerintah ingin memperluas kesempatan siswa bersekolah di negeri maka caranya ialah menambah ruang kelas bukan menambah rombel dari 36 siswa menjadi 50 siswa.

Baca juga: Sebanyak 70 Persen SMP Swasta di Karawang Sulit Mencari Murid Baru Imbas Kuota Rombel Negeri Naik

Pasalnya, kapasitas maksimal rombel yang mencapai 36 siswa untuk jenjang SMA/SMK berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam Dapodik juga masih terlalu banyak dibanding negara-negara lain.

Karenanya, ia mendorong pemerintah untuk menambah ruang kelas dibanding menambah jumlah rombel apabila hendak memperluas kesempatan masuk sekolah negeri dan mencegah anak putus sekolah.

"Kalau ada anggarannya tambah ruang kelasnya, tetapi apabila tidak ada anggaran bisa menggunakan sistem sif, sehingga para siswa bergiliran masuk saat pagi dan siang atau sore," ujar Cecep Darmawan. (*)
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved