Sampah di TPS Bumi Sari Bandung Menumpuk, Proses Pengangkutan Terhalang Tembok

Berdasarkan laporan warga, sampah di TPS tersebut sudah menumpuk sejak beberapa bulan yang lalu, sehingga sangat perlu untuk segera ditangani.

Istimewa/ Diskominfo Kota Bandung
TINJAU TUMPUKKAN SAMPAH - Wakil Wali Kota Bandung, Erwin saat meninjau tumpukan sampah di TPS Bumi Asri. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sampah di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Bumi Asri, Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung menumpuk karena sudah lama tidak diangkut ke TPA Sarimukti.

Sampah tersebut sudah tidak tertampung di TPS hingga meluber ke ruas jalan dan menimbulkan bau tak sedap, karena sebagain sampah yang didominasi plastik itu sudah membusuk akibat terlalu lama mengendap di TPS.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan, berdasarkan laporan warga, sampah di TPS tersebut sudah menumpuk sejak beberapa bulan yang lalu, sehingga sangat perlu untuk segera ditangani.

Baca juga: 2 ASN DLH Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Bupati Sukabumi Ingatkan Sampah Jangan Jadi Bencana

"Saya sudah perintahkan jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera mengangkut sampah yang menumpuk," ujarnya saat meninjau TPS Bumi Asri, Jumat (27/6/2025).

Hanya untuk melakukan pengangkutan sampah di TPS itu ada kendala fisik yang akan menghambat kelancaran pengangkutan sampah, sehingga harus ada tindakan lanjutan.

"Di sini ada tembok yang menghambat mobil masuk untuk mengangkut. Segera kita akan robohkan agar alur pengangkutan bisa lebih lancar," kata Erwin.

Erwin mengatakan, penanganan sampah di TPS tersebut tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata, sehingga ia mendorong masyarakat mulai mengolah sampah secara swadaya dengan mengadopsi berbagai metode ramah lingkungan.

"Kita dorong warga menggunakan metode pengolahan seperti budidaya maggot, bank sampah, program Buruan Sae, pemilahan plastik, hingga pengolahan sampah organik," kata Erwin.

Untuk menangani sampah itu, pihaknya mendorong pemanfaatan mesin olah sampah (Motah-21) yang sudah tersedia di TPST tersebut. Sebab, mesin ini dapat dimaksimalkan untuk mengurangi volume sampah secara signifikan.

"Saya dorong pemanfaatan mesin Motah ini dengan teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel), bahkan bisa diolah menjadi produk seperti paving blok," ucapnya.

Motah 21 ini, kata dia, sudah mampu mengolah sampah 16 ton per hari, yang dikelola oleh petugas selama 24 jam, dibagi shift. Dalam jangka waktu 2 bulan ke depan, akan ditambah satu mesin Motah lagi sehingga nantinya diperkirakan akan mampu mengolah sampah 32 ton perhari.

Baca juga: Respons Bupati Setelah 2 ASN DLH Sukabumi Tersangka Korupsi Angkutan Sampah

Ia menilai, jika pengelolaan dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka potensi lingkungan bersih akan lebih mudah tercapai.

"Mari kita kelola sampah bersama-sama, jangan hanya dibuang, tapi diolah jadi sesuatu yang bermanfaat," kata Erwin.

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved