Dedi Ucapkan Terima Kasih pada Menkes yang Tanggung Biaya Pemisahan Bayi Kembar Siam Asal Tasik
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang membiayai pemisahan bayi kembar siam.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang membiayai pemisahan bayi kembar siam asal Tasikmalaya, Nadia dan Nadira.
Dedi mengatakan, semula dia akan menanggung biaya operasi itu dari kantong pribadinya. Namun, pihak RSHS Bandung menolak karena sudah ditanggung oleh Menteri Kesehatan.
"Ya, saya ucapkan terima kasih. Yang pertama adalah, uang saya, jadi enggak dipakai karena tadinya kan operasi kembar siam ini akan dibiayai secara personal. Tapi kemudian, Pak Menteri, Hasan Sadikin yang garap, dirut, enggak usah bayar dan kemudian sudah dilihat, hasilnya sangat baik," ujar Dedi, Selasa (10/6/2025).
Menurutnya, kondisi Nadia dan Nadira sangat baik, sehat, kekar, dan nangisnya keras.
"Itu tanda anaknya yang pintar. Ini kebahagian bagi seluruh masyarakat Jawa Barat, sehingga kalau ada warga Jawa Barat memiliki problem serupa, kita sudah umumin di media sosial saya, nomor hp yang bisa dihubungi oleh seluruh warga, ketika ada hal yang darurat kesehatan," ucapnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Siapkan Bonus untuk Desa yang Berhasil Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Nadia dan Nadira terlahir dalam kondisi berdempetan di bagian bokong. Mereka hanya memiliki satu anus dan alat kelamin bagian luarnya menyatu.
Selain memisahkan kedua bayi ini, Tim Divisi Bedah Anak RSHS pun membuatkan anus buatan untuk salah satu banyinya. Meski begitu seluruh organ kedua anak ini berfungsi dengan baik.
Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi keberhasilan RSHS Bandung memisahkan Nadia dan Nadira.
"Ini adalah prosedur kesehatan yang paling sulit yang dilakukan di bayi pada saat lahir. Enggak banyak rumah sakit yang bisa di Indonesia, hanya Jakarta, Surabaya, dan Bandung yang rutin melakukan," ujar Budi.
Angka kematian ibu dan anak
Dedi mengungkap, Provinsi Jawa Barat menyumbang 17 persen dari total angka kematian ibu secara nasional, yakni 4.700 kasus. Sementara angka kematian bayi secara nasional mencapai 34 ribu kasus per tahun.
Baca juga: Dedi Mulyadi Pastikan Penutupan Seluruh Tambang Ilegal di Jabar Selesai Agustus 2025
Dedi meminta Dinas Kesehatan Provinsi Jabar menurunkan angka kematian ibu dan bayi menjadi empat persen.
Satu di antara caranya, kata dia, Dinas Kesehatan Jabar harus memberikan insentif kepada bidan pendamping jika di desanya berhasil menciptakan nol kematian anak dan nol tengkes (stunting).
"Kepala desanya nanti kita kasih bonus, ketua PKK-nya bergerak. Ini akan menjadi prioritas kita di tahun ini sehingga ke depan anak-anak Jabar sehat, baik yang balita maupun usia remaja, bahkan orang tuanya juga harus sehat," katanya.
Sebab, kata dia, tahap pertama pembangunan kualitas manusia dimulai dari kondisi sehat.
“Cageur pikirana (sehat pikirannya), cageur hatena (sehat hatinya). Kalau sehat, nanti bisa bageur (baik), pinter (pintar), singer (kreatif),” katanya. (*)
Persib Bandung vs Manila Digger, Adu Kekuatan Pemain Latin Kontra Afrika, Mana yang Lebih Kuat? |
![]() |
---|
Analisis Pakar Soal Monorel di Kota Bandung, Bisa Campur Aduk: Dari Dulu Sering Rencana |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Operasional Kebun Binatang Bandung Disetop, Sementara Tidak Boleh Buka |
![]() |
---|
Persija Main Trengginas, Bobotoh Puji Hasil yang Pantas: Gak Sabar Tunggu Adu Mekanik |
![]() |
---|
Suka Makanan Manis? Ini Proses Gula di Tubuh dan Dampaknya bagi Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.