''Ada Potensi Bahaya'', Analisis Ahli Geologi Unpad soal Pergerakan Tanah di Cisumdawu Sumedang
Pergerakan tanah yang terjadi di ruas Jalan Tol Cisumdawu KM 177 Sumedang dinilai sebagai tanda bahaya.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pergerakan tanah yang terjadi di ruas Jalan Tol Cisumdawu KM 177 Sumedang dinilai sebagai tanda bahaya. Peristiwa pergerakan tanah itu tepatnya berada di Blok Binong–Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Tentunya pergerakan itu menandakan sudah cukup harus diwaspadai, ada potensi bahaya, karena sudah mulai bergerak. Dikhawatirkan berdampak ke yang lain, itu jadi ancaman," kata ahli geologi dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Irvan Sophian, kepada TribunJabar.id, Selasa (27/5/2026).
Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Riset, dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik Geologi Unpad ini menyebutkan memang belum melakukan penelitian secara detail. Namun saat ini tim pelaksana dari instansi terkait sedang melakukan identifikasi detail yang berfokus menguak struktur tanah di area yang dilintas Tol Cisumdawu. Dia hanya mengatakan, secara umum, geologi di daerah Sumedang hampir mirip.
Baca juga: Bantah Polisi, CKJT Sebut Info Tiang Penyangga Jembatan Tol Cisumdawu Sumedang Bergeser Tak Benar
"Ini daerah tanah lapukan produk gunung api, mirip di Jatinangor, di Cisalak. Produk gunung api ini tidak satu jenis litologi, itu yang memang membuat karakternya berbeda-beda," katanya.
Jika pemerintah dan pihak-pihak terkait akan menangani pergerakan tanah di KM 177 tersebut, dia menyarankan agar memulai penanganan itu dengan identifikasi struktur tanah dan batuan di lokasi tersebut.
"Dengan mengenal karakteristik itu dapat melakukan langkah preventif, tentunya bisa mitigasi agar tidak kejadian pergerakan tanah. Banyak yang bisa dilakukan, dengan rekayasa, identifikasi sedalam apa. Yang sudah ditangani sebelumnya terbentuk lebih dalam lagi, ternyata," katanya.
Baca juga: Soal Pergerakan Tanah di Tol Cisumdawu, Ini Penjelasan Dosen Teknik Sipil ITB
Irvan menyinggung juga terkait peristiwa alam yang dapat memicu pergerakan tanah itu. Hujan yang terus-menerus, juga terjadinya gempa adalah hal-hal yang memicu pergerakan tanah.
"Identifikasi sedalam apa bidang yang bergerak itu, luasannya yang sudah diketahui, mungkin, itu akan lebih tepat nantinya untuk perkuatan. Mungkin (tanah labil) terbentuk kembali, (karena) ada hujan, kemudian gempa, itu juga menjadi salah satu trigger yang perlu dikaji bersama," katanya. (*)
Cerita Anak Tukang Bakso Jadi Lulusan Terbaik IPDN Angkatan XXXII, Tanpa Bikin Skripsi |
![]() |
---|
Peringkat Unpad Naik ke-5 Nasional dalam Webometrics Edisi Juli 2025 |
![]() |
---|
Tito Karnavian Beri Wejangan kepada Lulusan IPDN yang Resmi Dilantik Jadi ASN |
![]() |
---|
Sebulan jadi DPO, Wartawan Gadungan Pemeras Kades Ciuyah Sumedang Menyerahkan Diri |
![]() |
---|
Arus Lalin di Jatinangor Sumedang Pagi Ini Ramai Jelang Kedatangan Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.