Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Warga Sebut Serpihan Bom Biasanya Diambil 3 Jam setelah Ledakan karena Tanah Masih Panas

Mereka diduga akan memulung atau mengambil serpihan bahan peledak yang memiliki nilai ekonomis.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Ravianto
Istimewa
SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Pemusnahan bom tak layak pakai di lokasi tersebut menewaskan 13 orang. 

Heri Supriyadi (47) warga Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Garut membenarkan bahwa kerap ada warga mencari serpihan amunisi usai diledakkan.

"Betul, jadi warga ambil serpihan itu dan sama warga itu serpihannya dijual dan itu pun juga dihimbau dulu sebelum diambil," tuturnya.

Usai peledakan, katanya, kondisi tanah masih panas dan harus didinginkan terlebih dahulu hingga beberapa jam.

"Kan tanah panas, kalau sudah ledakan didiamkan dulu beberapa jam. Kalau yang nurut sama himbauan petugas ya ada, mungkin ada juga warga yang nakal, ga dengerin himbauan petugas," kata Heri.

Heri menyebut durasi amunisi ketika usai diledakkan sampai sebelum diambil serpihannya oleh warga sekitar ini cukup lama.

"3 sampai 4 jam durasinya, kalau yang sudah mengikuti arahan petugas pasti dibolehkan mengambil serpihan amunisi tersebut," pungkasnya.

Untuk bahan amunisi tersebut kata Heri, kebanyakan berbahan kuningan, besi, dan aluminium dengan nilai jual cukup tinggi.

"Kalau dijual harganya lumayan, tapi kalau besi per kilonya dihargai sekitar Rp 5 sampai Rp 6 ribu per kilonya. Untuk Kuningan dan aluminium lebih tinggi harganya," katanya.

Selain itu, jarak lokasi peledakan dengan petugas pun cukup jauh karena memiliki daya ledak sangat tinggi dengan kedalaman 3 sampai 4 meter.

"Kalau kedalaman lubang tergantung banyaknya amunisi yang diledakan, dan jaraknya lumayan jauh dengan lubang sama petugas kurang lebih 500 meter," ucap Heri.

Pemusnahan Kedua di Bulan Mei

Heri menambahkan, peledakan amunisi berujung maut ini bukan kali pertama.

Selama bulan ini, sudah pernah dilaksanakan juga pada minggu pertama.

"Ini ledakan yang kedua kalinya, pertama kegiatan tanggal 6 Mei, dan dimulai lagi tanggal 12 Mei. Jadi kegiatan ini seminggu sekali di laksanakan," ungkap Heri ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com, di lokasi kejadian, Senin (12/5/2025) sore.

Heri pun menjelaskan biasanya kegiatan ini tidak menimbulkan korban.

"Dari dulu sampai sekarang memang di sini lokasinya, kemarin juga tim ledakan pas penyambutan saya ada, kebetulan ada rekan tim peledak juga dari warga sipil cuma sudah dipercaya sama TNI," jelasnya.(*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved