Sisi Gelap GRIB dan Hercules Dibongkar Bossman, Sebut Bukan Ormas Biasa, Singgung Sosok Pelindung

Bahkan belakangan ini Hercules juga berani melawan Purnawirawan TNI dan menyentuh wilayah kekuasaan tanpa konsekuensi.

"Hercules Rosario de Marshall pimpinan GRIB Jaya bukan sekadar ormas instruktur bayangan shadow structure yang hidup di tengah sistem demokrasi. Publik hanya lihat baju loreng dan spanduk, maka jangan heran kenapa GRIB Jaya bisa berkibar bebas bahkan mengancam menggeruduk gedung sate dengan puluhan ribu orang," tulis Mardigu Wowiek Prasantyo dalam unggahannya.

Kemudian, Mardigu membongkar peran ormas GRIB tersebut.

Ia menyebut bahwa ormas GRIB Jaya bukan sekadar kekuatan jalanan biasa.

Menurutnya, ormas tersebut adalah pasukan cadangan tidak formal dari kekuasaan.

Mardigu pun menyinggung kasus pembakaran mobil di Depok beberapa waktu lalu yang disinyalir melibatkan anggota ormas GRIB.

"Tidak ada manuver nasional yang berarti," katanya.

Lalu, Mardigu mengungkap penyebab negara seolah membiarkannya karena GRIB memegang kode barter keamanan dengan penguasa.

Selama ormas tersebut bisa menjaga ketertiban dan membela penguasa, maka ia dilindungi. 

Namun, Mardigu mengungkap analisa sisi gelap dari ormas tersebut.

Menurutnya, sewaktu-waktu ormas tersebut jadi bom waktu yang bisa berbelok sesuai pesanan.

"Tapi, masyarakat harus tahu struktur liar seperti ini adalah bom waktu. Bukan pelindung rakyat tapi pelindung kekuasaan yang siap berbelok arah sesuai pesanan," ungkapnya.

Baca juga: Sosok Brigjen Hengki Haryadi, 3 Kali Tangkap Hercules, Berantas Aksi Premanisme, Ini Rekam Jejaknya

Kemudian, Mardigu membeberkan alasan ormas GRIB masih berdiri dan tak dibubarkan pemerintah.

Ia menyinggung politik Indonesia dan menyebut ormas GRIB tersebut dijadikan aset tak resmi oleh penguasa.

"Kalau hari ini kita diam, maka besok kita akan dijaga oleh kekuatan yang tidak bisa kita lawan, tidak bisa kita pilih dan tidak bisa kita percaya. Ini bukan konspirasi, ini realitas operasional," katanya. 

Lebih lanjut Bossman menyebut kehadiran ormas semacam ini berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia. 

Apalagi, kata Mardigu, kemampuan daya beli masyarakat saat ini sedang mengalami penurunan.