Kerap Abrasi, Bibir Pantai di Pangandaran Dibangunkan Pengaman dengan Anggaran Rp 84 Miliar

Proyek pengamanan Pantai Bojongsalawe Tahap IV di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran segera dilakukan.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Tribun Jabar/Padna
SOSIALISASI - Suasana sosialisasi pembangunan pengaman pantai lanjutan di Aula Kantor Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Proyek pengamanan Pantai Bojongsalawe Tahap IV di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran segera dilakukan. Pembangunan proyek itu menelan anggaran sebesar Rp 84 miliar.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 1 Satuan Kerja Nonvertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (SNVT PJSA) Citanduy, Dadan Rahmadani, mengatakan, pembangunan pengamanan pantai sebetulnya sudah dikerjakan sejak 2023.

Ada pengamanan pantai di Bojongsalawe Parigi dan tahun 2024 dilanjutkan di kawasan Kampung Turis Blok Pamugaran Pangandaran.

"Tapi, karena di sebelah Kampung Turis abrasinya sangat signifikan, sekarang, perioritas ketiga dilakukan di Pantai Karangtirta Desa Sukaresik," ujar Dadan kepada wartawan di Kantor Desa Sukaresik beberapa hari lalu.

Baca juga: Bukan Cuma di Bandung, Bobotoh di Pangandaran Juga Rayakan Persib Juara

Sebenarnya, penahan abrasi untuk jangka panjang harus dengan pohon. Tapi, karena sedimentasinya berasal dari laut dan sungai, itu sulit untuk menangan gelombang laut.

"Energi gelombang di lokasi itu sangat kuat. Jika kita cuma tanam pohon secara perlahan akan hilang karena terkena abrasi itu," katanya.

Makanya, harus dibangun strukturalnya terlebih dahulu dan bisa dilanjutkan dengan diseimbangkan dengan ditanami pepohonan di sepanjang tembok pengaman pantai.

Sementara untuk pembangunan pengamanan pantai lanjutan itu dilaksanakan 2 Mei hingga akhir Desember 2025.

Baca juga: 434 Calon Haji di Pangandaran Siap Diberangkatkan, Persiapan Sudah 85 Persen

Proyek pembangunan tersebut diawali dengan penggalian jalur sungai atau muara dan kemudian pemasangan jeti.

"Untuk batunya, kita pakai hasil tambang legal. Biasanya, didatangkan dari Cilacap, Jawa Tengah, dan Tasikmalaya," ucap Dadan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved