Warga Desa Cikupa Ciamis Tagih Janji Dedi Mulyadi Katanya Bantu Warga yang Kambingnya Dimangsa Macan

Dedi menyampaikan komitmennya untuk membantu para peternak yang kehilangan ternak akibat serangan satwa liar

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Ravianto
Ai Sani Nuraini/Tribun Jabar
DIHABISI MACAN - Kandang kambing milik warga Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, 3 Mei 2025. Kambing-kambing milik warga tersebut dimangsa macan tutul. Warga kini menagih janji Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang katanya akan mengganti kambing yang mati dimangsa. 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Sudah berbulan-bulan berlalu sejak kambing-kambing milik warga Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, diterkam oleh macan tutul liar yang turun dari hutan. 

Namun hingga awal Mei 2025, janji bantuan yang pernah disampaikan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, masih sebatas harapan yang menggantung di langit bagi para peternak kecil.

Warga menyebutkan bahwa janji penggantian kerugian itu disampaikan langsung oleh Dedi melalui kanal YouTube pribadinya tidak lama setelah ia dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat.

Macan tutul yang masuk perangkap yang dipasang warga di Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Ciamis Rabu (5/10/2016) malam. Sebelum dievakuasi petugas BKSDA, sampai Kamis (6/10) siang, macan tutul itu masih menjadi tontonan warga di kaki Gunung Sawal.
Macan tutul yang masuk perangkap yang dipasang warga di Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Ciamis Rabu (5/10/2016) malam. Sebelum dievakuasi petugas BKSDA, sampai Kamis (6/10) siang, macan tutul itu masih menjadi tontonan warga di kaki Gunung Sawal. (ISTIMEWA)

Saat itu, Dedi menyampaikan komitmennya untuk membantu para peternak yang kehilangan ternak akibat serangan satwa liar, dan pernyataan itu bahkan ditujukan kepada Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya.

“Dalam video tersebut, beliau mengatakan bahwa kerugian akibat serangan macan akan diganti. Itu membuat warga merasa sedikit tenang waktu itu,” ungkap Dodi, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Desa Cikupa, Sabtu (3/5/2025).

Namun janji baru sebatas janji, hingga kini, warga belum menerima satu ekor kambing pun sebagai bentuk kompensasi. 

Dodi mengungkapkan bahwa warga semakin terhimpit secara ekonomi, karena kambing bukan sekadar hewan peliharaan, melainkan tabungan hidup yang menopang kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Sebagian warga bahkan terpaksa menjual barang-barang rumah tangga atau meminjam uang untuk menutup kebutuhan, karena mereka sangat bergantung pada hasil ternak,” lanjutnya.

Lebih dari kerugian materil, insiden serangan macan telah menimbulkan ketakutan dan perubahan pola hidup masyarakat. 

Sebelumnya, kandang-kandang kambing ditempatkan cukup jauh dari permukiman. Namun kini, hampir seluruh warga memindahkan kandang ke dekat rumah meskipun lahan sempit dan berisiko dari segi sanitasi.

“Dulu aman-aman saja walau kandang jauh. Sekarang sudah beberapa kali kambing jadi korban, bahkan ada yang hilang begitu saja,” tutur Dodi.

Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Peternakan dan Perikanan telah menindaklanjuti persoalan ini dengan mendata jumlah kerugian dan meneruskan laporan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis, Giyatno, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengajukan usulan resmi ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi.

“Kami sudah melakukan pendataan dan menyampaikan laporan ke provinsi. Saat ini kami masih menunggu proses di tingkat atas,” kata Giatno.

Meski proses administrasi terus berjalan, warga mulai mempertanyakan komitmen dan empati pemimpin daerah mereka. 

Beberapa warga bahkan merasa kecewa karena janji itu disampaikan secara terbuka di ruang publik, namun tidak dibarengi dengan langkah konkret.

Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, warga hanya bisa berharap bahwa kepercayaan mereka terhadap kata-kata pemimpin tidak sepenuhnya dikhianati.

Sering Memangsa Ternak Milik Warga

Kehadiran Macan Tutul dari wilayah Gunung Sawal kembali meneror warga di beberapa lokasi di Kecamatan Lumbung dan Kecamatan Kawali, Ciamis.

Diketahui, Macan Tutul itu sempat berkeliaran di Dusun Sindang Wangi, Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, kemudian di Dusun Sukamaju dan Dusun Sukaratu, Desa Talagasari, Kecamatan Kawali.

Munculnya macan tutul yang masuk ke area permukiman selama lima hari berturut-turut itu telah memangsa hewan peliharan milik warga setempat.

Menurut Husna, warga Dusun Cikupa, dalam lima malam berturut-turut, puluhan hewan peliharaan berupa kucing milik warga Dusun Cikupa dan Dusun Sukaratu, serta Dusun Sukamaju, telah dimangsa macan tutul.

“Jadi sejak malam Sabtu dan Minggu kemarin, warga sudah kehilangan total lima ekor kucing karena dimangsa macan tutul dari Gunung Sawal itu,” ungkapnya saat dihubungi, Senin (24/6/2024).

Dia menambahkan, ada salah satu warga yang melihat langsung dan sempat mengambil foto macan tutul itu saat sedang menerkam kucing miliknya.

“Selain sempat ada warga yang sempat mengambil foto macan itu, ada warga lainnya yaitu kang Adut juga melihat macan saat dia baru pulang nyadap gula aren. Macan itu tiba-tiba melintas ke hadapannya dan kang Adut langsung lari terbirit-birit," tambahnya.

Husna mengatakan, setelah kejadian munculnya macan tutul ke permukiman, warga sudah mulai melakukan penjagaan dengan ronda malam.

“Warga saat ini sudah mulai melaksanakan ronda malam untuk mengantisipasi kemunculan kembali macan itu,” kata dia.

Husna berharap ada perhatian serius dari instansi terkait dalam hal ini BKSDA dengan kemunculan kembali macan ke area perkampungan.

"Setiap ada pertemuan di desa, kami selalu mengusulkan agar pihak BKSDA membuat pos penjagaan di wilayah Desa Cikupa, jangan sampai menunggu ada korban dulu baru turun ke lapangan," imbuhnya. (*)

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved