Indonesia Bergantung pada Kedelai Amerika, Ini Tanggapan Gabungan Koperasi Tahu Tempe

perlu kebijaksanaan dalam menyikapi tarif impor yang ditetapkan sebesar 32 persen oleh Presiden Trump.

Tribun Jabar/ Putri Puspita/ Arsip
Pedagang tahu tempe Mang Ganda di Pasar Kosambi, Selasa (11/10/2022) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif impor global, termasuk tarif sebesar 32 persen untuk produk dari Indonesia.

Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe (Gakoptindo) meyakini kebijakan tarif impor Amerika ke Indonesia tidak akan mempengaruhi harga kedelai.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gakoptindo, Hugo Siswaya melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang membahas tentang perkembangan kebijakan Pemerintah Indonesia menyikapi kebijakan Pemerintah Amerika Serikat tentang tarif impor dan pengaruhnya terhadap Harga kedelai di Indonesia.

Hugo mengatakan Gakoptindo mendukung upaya Pemerintah yang serius menyikapi hal ini dengan membentuk tim negosiasi dalam melindungi kepentingan pelaku usaha di Indonesia, khususnya tentang kedelai.

"Sehingga jaminan pasokan dan stabilisasi harga kedelai di dalam negeri tetap terkendali dan tidak memberatkan pengrajin tempe tahu dalam melakukan aktivitas usahanya," kata Hugo saat ditemui, Rabu (16/4/2025).

Hugo mengatakan bahwa Gakoptindo sempat merasa khawatir karena neraca perdagangan Indonesia surplus, atau lebih besar  barang yang masuk ke Amerika, sedangkan barang Amerika yang masuk kepada Indonesia lebih sedikit.

"Kita khawatir kalau nanti salah dalam mengambil kebijakan dan akan berpengaruh. Kalau kita menetapkan, membalas lagi dengan menentukan tarif pasti ini akan berpengaruh kepada kepada harga kedelai di dalam negeri," ujar Hugo.

Hugo mengatakan, perlu kebijaksanaan dalam menyikapi tarif impor yang ditetapkan sebesar 32 persen oleh Presiden Trump.

Apalagi Indonesia masih mengandalkan impor kedelai dari Amerika dengan kebutuhan kedelai Indonesia sebesar 3 juta ton.

Dia pun mengharapkan pemerintah bisa bernegosiasi dengan baik agar terdapat jalan keluar dari penetapan tarif impor ini.

Di sisi lain, Hugo meyakini untuk saat ini, kebijakan tarif tersebut belum berpengaruh.

“Kami sebenarnya memberikan supporting kepada pihak pemerintah yang sudah membentuk tim negosiasi dan harapannya tim negosiasi juga mempertimbangkan kepentingan-kepentingan itu. Pemerintah bisa mempertimbangkan kebutuhan pelaku usaha yang juga mengekspor barang-barangnya ke Amerika Serikat. Sehingga, tarif impor bisa disesuaikan dengan bijak," ujarnya.

Ia pun meyakini bahwa Pemerintah akan melindungi semua pelaku usaha yang membutuhkan untuk mengekspor ke Amerika. Namun Indonesia juga mendapatkan barang dari Amerika, khususnya kedelai.

“Kami harapkan ada pertimbangan itu supaya pasokan dan harganya bisa tetap stabil sehingga kami perajin tahu dan tempe ini bisa tetap melaksanakan aktivitas usahanya dengan baik," kata Hugo.

Sementara itu dikutip dari laman Kemendag menyebutkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan tarif impor baru yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS) sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia.

Menurut Airlangga, proposal negosiasi yang akan disampaikan kepada Presiden AS Donald Trump ini tidak mencakup permintaan untuk menurunkan tarif impor terhadap barang-barang asal AS, yang menurutnya saat ini masih tergolong rendah.

"Sebenarnya tarif impor kita terhadap produk yang diimpor dari Amerika relatif rendah, sekitar 5 persen. Bahkan untuk gandum dan kedelai sudah mencapai angka nol," ujar Airlangga usai menerima masukan dari pengusaha Indonesia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta,  Senin (7/4/2025)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved