Halal Bihalal Paguyuban Pasundan, Dedi Mulyadi Sampaikan Pentingnya Pembangunan Berbasis Budaya
Dibahas pentingnya menggelar silaturahim dengan berbagai pihak untuk kemajuan Jawa Barat dan Bangsa Indonesia.
Penulis: Tiah SM | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan TribunJabar.id Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID , BANDUNG - Puluhan tokoh Sunda dan pejabat tinggi serta beberapa kepala daerah hadir di acara Silaturahmi dan Halal Bihalal Paguyuban Pasundan di Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung, Sabtu (12/04/2025).
Pejabat dan tokoh Sunda yang hadir di antaranya Kepala Jaksa Agung, Kejati Jawa Barat, para pemimpin BUMN dan BUMD, keluarga besar Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.
Terlihat hadir juga Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bersama Wakilnya Erwan Setiawan, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dan wakilnya Erwin, mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan istri, TB Hasanudin, Iwan Bule, dan para kepala daerah se-Jabar.
Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof, Dr.H.M. Didi Turmudzi M.Si menyampaikan pentingnya menggelar silaturahim dengan berbagai pihak untuk kemajuan Jawa Barat dan Bangsa Indonesia.
“Silaturahmi keluarga besar Paguyuban Pasundan ini sangat penting, karena di Jawa Barat ini, kita sedang mengalami beberapa permasalahan empat krisis, pertama krisis bahasa Sunda karena setelah diteliti ternyata di Bandung pada tahun 1960 itu ada budaya dominan Sunda dan kemudian tahun 1990 sudah tidak ini harus menjadi perhatian kita,” ujarnya.
Krisis lainnya bahasa menjadi masalah untuk entitas suatu bangsa dan juga etika.
“Oleh karena itu kehadiran pak Gubernur Jawa Barat akan memotivasi bagi warga untuk kesadaran terhadap budayanya. Silaturahim ini terutama fokusnya untuk membahas krisis Bahasa serta krisis simbol yang hampir hilang,” tuturnya.
Didi sepakat bekerjasama dengan Pemprov Jabar, membangun pusat budaya Sunda di Majalengka dekat Bandara Kertajati seluas hampir 50 hektar.
Menurut Didi, saat ini krisis kepemimpinan informal, kita kehilangan kepemimpinan informal padahal itu sangat penting.
"Untuk pendekatan kepada masyarakat, harus ada yang mengarahkan, apalagi saat ini kita disuguhkan berbagai tontonan yang mengerikan menakutkan dan menjijikan. Ini sangat bahaya untuk generasi muda,” ujar tokoh Sunda ini.
Didi mengatakan, salah satu yang bisa menjadi solusi permasalahn yakni melalui pendekatan budaya lokal dan pendidikan budaya dan akhlak serta moral dalam pendidikan.
"Potensi itu ada di Paguyuban Pasundan yang sudah memiliki potensi sejarah, memiliki peran besar dalam membangun bangsa ini, bahkan sudah melahirkan pemimpinan bangsa dan tokoh masyarakat di Indonesia,” ujarnya. .
Sementara itu, Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan yang juga Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menegaskan bahwa Paguyuban Pasundan bukan hanya organisasi kedaerahan, melainkan bagian penting dari sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Paguyuban Pasundan telah berdiri lebih dari 112 tahun. Sejak awal, visi kami adalah memerangi kemiskinan dan kebodohan. Ini adalah misi yang harus terus dijalankan, bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah demi kepentingan masyarakat,” ujar Hasanuddin.
Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Pengusaha Pariwisata di Jabar Jual Bus hingga PHK Karyawan |
![]() |
---|
Polemik Study Tour di Jabar: Wali Kota Cirebon Izinkan Study Tour agar Siswa Dapat Pengalaman Baru |
![]() |
---|
Nestapa Pengusaha Bus Pariwisata di Jabar Terpukul Larangan Study Tour, Satu Per Satu Bus Dijual |
![]() |
---|
Sosok Tri Krisna Mukti, Ketua RW Gen Z di Pademangan Jakarta Utara, Kagumi KDM hingga Gibran |
![]() |
---|
Ada Ribuan Koperasi Merah Putih di Jabar, Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada yang Pinjam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.